Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

30 January 2013

Teoritikal atau Testimonial?

Siang itu saya disodori kembali sebuah gagasan besar yang amat sangat indah dan luar biasa bagusnya tentang sebuah konsep pendidikan dalam bentuk buku. Bukan karena saya muak dengan sodoran itu. Tetapi saya justru berputar otak  untuk menemukan apa yang menjadi motivasi bagi seorang teman tersebut sehingga begitu bersemangat untuk meminta saya menggunakan rujukan pada sebuah buku dengan gagasan yang amat mulia tersebut. 

Ini saya lakukan karena, jujur, saya sendiri hingga detik ini belum menemukan bagaimana gagasan-gagasan yang bagus sekali yang termuat dalam buku yang ditulis oleh penulisnya ini ke dalam praktek di kelas saat saya mengajakan sebuah materi pelajaran. Dan karena belum pernah terbayang tentang bagaimananya itulah, maka saya tentunya sangat terdorong ketika teman tersebut menyodorkan agar saya di kelas menggunakan apa yang ditulis dalam buku tersebut.

Dan berkenaan dengan gagasan hebat dalam dalam bentuk konsep pendidikan tersebut, saya menjadi teringat apa yang penah teman yang lain sampaikan kepada teman-teman saya sebagai guru dalam sebuah pelatihan beberapa waktu yang lalu. Tentunya karena rasa ingin tahu saya tentang bagaimana konsep yang hebat dan indah itu jika dalam pelaksanaannya di lapangan (baca: di kelas), maka saya merelakan diri untuk mengatur jadwal kegiatan saya agar supaya saya bisa hadir dalam forum tersebut.

Tetapi keinginan  saya untuk melihat sebuah praktek dari sebuah konsep yang telah teman saya kuasai itu, tidak juga terjadi selama dalam pelatihan, saya menjadi kecewa dibuatnya. Ini terjadi karena teman saya hanya menyampaikan betapa hebatnya konsep pendidikan yang dibacanya dari buku tersebut. Repotnya lagi, paparan yang ada dalam presentasi yang dibuatnya, nyaris hanya mengambil dari apa yang ditulis ole buku tersebut. Alhasil, kecewa itu membangkitkan rasa geram saya tentang konsepsi yang muluk tetapi hanya menjadi turunan dari sebuah teori.

Oleh karenanya, tidak terlalu berlebihan jika siang itu saya sedikit pesimis terhadap teman saya yang masih kagum luar biasa terhadap konsepsi manis tentang paradigma baru pendidikan yang didapatnya dari buku yang disodorkannya.

Ini penting saa catat disini, karena kadang kita paham sekali tentang konsepsi, tetapi sangat kosong ketika itu diminta dalam bentuk operasionalisasi. Anehnya, dari teori yang baru dikuasainya itu, kita sudah begitu berapi-api memuji dengan membabibuta tanpa mau melihat atau bahkan mempraktekkan terlebih dahulu dalam kehidupan nyata di dalam kelas.

Mengapa? Karena, menurut saya, konsep bagusnya itu berangkat dari sebuah paparan teoritikal yang diambil dan diperoleh dari sebuah paparan angan-angan dan bukan pengalaman hidup yang testimonial?

Jakarta, 30 Januari 2013.

No comments: