Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

29 January 2013

Generasi Berpikir?

Beberapa waktu lalu, saat diminta untuk sharing di program PGSD UHAMKA, saya menjelaskan tentang tiga tipe soal uraian pada Mata plajaran Matematika. Tentunya soal yang saya buat fan saya share adalah soal yang menjadi bagian dari hasil pendidikan pada ranah atau domain kognitif. Namun dalam soak tersebut saya ingin mengajak para peserta untuk menarik kesimpulan harus model yang mana dari contoh soal tersebut yang harus menjadi pilihan para calon guru itu dalam mencapai tujuan menjadikan para peserta didiknya menjadi generasi berpikir?

Sebelum berlanjut kepada contoh soal yang saya maksudkan, mungkin baik jika saya mengulang kembali tentang enam aspek yang terdapat dalam ranah kognitif di Taksonomi Bloom. Keenam aspek itu adalah: 
1. Aspek mengingat,
2. Aspek memahami,
3. Aspek mengaplikasi, 
4. Aspek menganalisa,
5. Aspek sintesa, dan
6. Aspek mengavaluasi.

3 Model Soal itu

Untuk menjadi jelasnya, berikut saya lampirkan ke tiga soal Matematika tersebut;
Soal 1:

 










Soal 2:











Soal 3:

 




Lalu Apa?

Dari ketiga contoh soal itu, saya mengajukan beberapa pertanyaan kepada semua teman-teman yang akan menjadi guru pada dua atau tiga tahun yang akan datang. Yaitu;
1. Bagaimana menurut anda; Dimana letak perbedaan dari ketiga soal Matematika tersebut
    di atas?
2. Aspek manakah yang berbeda diantara soal itu?
3. Dapatkah kita melihat gradasi kesulitan atau tingkat tantangan dari 3 jenis soal tersebut?
4. Menurut pengalaman kita, soal jenis yang mana yang paling sering kita pakai dalam
    pembelajaran di kelas?

Dari soal-soal itu, saya mengajak para calon guru itu untuk melihat kenyataan, jenis pertanyaan manakah yang membuat para peserta didiknya berpikir? Lalu diskusilah kami semua. Dan menyimpulkan jenis manakah yang paling mengajak anak didiknya berpikir hingga yang sekedar berpikir.  

Diskusi itu, saya lakukan untuk membangkitkan para calon guru itu lebih cerdas lagi dalam membuat pertanyaan kepada para peserta didiknya kelak ketika sudah menjadi guru. Semoga.

Jakarta, 29/01/2013.

No comments: