Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

01 January 2013

Ketika Siswa Malas Shalat

Ada saatnya kami, sebagai guru di tingkat sekolah menengah dipusingkan oleh perilaku siswa yang sedikit nyleneh. Dalam arti bahwa perilaku yang ditampakkan tidak  sebagaimana yang umum, anak-anak yang lain, lakukan. Meski tidak umum, ia masih juga menjadi bagian anak-anak kami yang sehat jasmani dan rohani. Namun karena perkembangan psikologisnya, maka etape itu barangkali yang harus dilaluinya. Dan kami meyakini bahwa apa yang dilakukannya itu adalah bentuk-bentuk eksplorasi lingkungan. Termasuk eksplorasi terhadap 'keteguhan' kami dalam menemani mereka. Dari kacamata inilah kami selalu optimis dalam setiap penemuan yang aneh dan tidak umum.

Misalnya adanya siswa kami yang harus ngumpet ketika pelaksanaan shalat berjamaah  tengah berlangsung di jam sekolah. Baik saat shalat Jumat atau shalat lainnya. Atau juga seperti yang pernah saya kemukakan sebelumnya dalam catatan saya ini. Bahwa salah satu strategi agar anak-anak remaja itu segera pulang meninggalkan sekolah pada sore hari adalah dengan memintanya untuk melakukan shalat sebelum melanjutkan bermain futsal. Dan harus dicatat juga bahwa anak-anak dengan perilaku seperti itu amat minoritas. Tetapi cukup sebagai tantangan kami di sekolah.

Bagaimana Caranya Ngumpet

Ngumpet di lokasi sekolah yang menurut anggapannya 'aman'. Aman dalam arti tidak dapat diketahui oleh guru-guru yang ada. Meski lokasinya tetap saja di bagian-bagian sekolah yang ada. Memang naif jika prasangka mereka itu tidak akan ketahuan atau dikatahui dimana lokasi mereka berada pada saat teman lainnya sedang menunaikan shalat.

Anak-anak yang pada setiap generasi atau angkatannya tidak lebih dari 3 orang itu sama sekali tidak berpikir bahwa karena jumlah siswa dalam kelas hanya maksimal 25 orang, maka berarti jumlah mereka jika semua hadir di sekolah sebanyak 150 orang untuk semua kelas yang ada. Dan dengan siswa sejumlah itu, maka memungkinkan bagi semua guru untuk saling bertanya bila salah satu dari wajah mereka tidak tampak  dalam barisan bukan?

Maka itu pulalah yang terjadi pada siang itu. Ketika dua wajah diantara mereka tidak tampak di mushala, maka segera diantara kami meluncur menuju tempat-tempat yang dimungkinkan sebagai lokasi nyaman mereka 'menghilangkan jejak'. Dan pada lokasi-lokasi itu kami menyisir. Hasilnya? Ya pasti kami temukan.

Dari sekian kali peristiwa anak-anak yang ngumpet ketika teman lainnya sedang menjalankan shalat, selalu terbongkar. Namun bukan terbongkarnya yang menarik disampaikan disini. Tetapi motivasi mereka itu.

Latar inilah yang kemudian menjadi bahasan ngobrol kami dengan mereka-mereka itu. Dari obrolan informal itu, saya dan teman-teman dapat melihat bagaimana gambar yang jelas tentang shalat dan keberagamaan pada diri mereka masing-masing. Bahkan tidak jarang latar itu juga antaralain dibarengi dan didasari kepada kebiasaan yang terjadi di rumah mereka masing-masing.

Dari obrolan ringan itulah kami mencoba memberikan cara melihat yang berbeda terhadap apa yang mereka sekarang sedang tidak lakukan itu. Dari posisi itulah kami mencoba memberikan sedikit motivasi...

Jakarta, 01 Januari 2013.

No comments: