Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

29 January 2013

OS Syariah?

Siang itu saya menjadi bagian dalam sebuah seminar tentang ekonomi syariah di sebuah hotel mewah di bilangan Semanggi, Jakarta. Banyak sekali pelajaran tambahan yang saya dapatkan dalam sebuah pertemuan tersebut. Tidak hanya pada aspek pengumpulan dana secara syariah, tetapi juga menyeluruh, baik yang menyangkut makro atau mikro sebuah kegiatan syariah. Juga tentang SDM yang menjadi bagian pada pelaksanaan ekonomi syariahnya.

Sebagai peserta yang berangkat dari luar bidang ekonomi, maka kepesertaan saya murni sebagai pengumpulan informasi. Karena tidak mungkin dalam forum semacam itu saya memberikan kontribusi. Paling tidak itulah peran yang saya jalani.

Barangkali itulah sekelumit yang menjadi awal dari catatan saya ini. Dan dari sebuah pertemuan tersebut, satu hal yang benar-benar menggelitik saya. Sayangnya, satu hal yang menggelitik saya itu justru tidak ada kaitannya secara langsung terhadap hal yang menjadi bahasan pokok dalam seminar pada siang hari tersebut.

Satu hal itu justru muncul dan mengganggu selama komputer yang dipergunakan dalam seminar tersebut tampil pada layar, di hadapan para peserta seminar. Yaitu tampilan yang memberikan informasi bahwa OS komputer yang digunakan dalam presentasi tersebut adalah bukan OS original?

Peristiwa ini, mengingatkan saya kepada sebuah peristiwa rapat kerja pendidikan yang kami selenggarakan di sebuah tempat di Cibodas dua tahun lalu. Dimana ketika topik yang kita bahas adalah pendidikan karakter, maka ada seorang peserta yang mempertanyakan kepada seluruh hadirin, untuk meneguhkan kembali barisan sejak awal dengan benar dan bersih. Mengapa? Karena dari semua peserta rapat kerja pendidikan kala itu hampir semua OS di kompuetrnya adalah bajakan.

Saya sendiri bersama teman di sebelah secara kebutulan memang bukan pemakai komputer yang lazim teman-teman gunakan. Sehingga hal itu menjadi kekecualian. Teman yang satu menggunakan OS Mac, sedang teman yang lain lagi menggunakan open source. Jadi aman terhadap pengingatan dan kritikan yang menohok tersebut.

Namun, saya sungguh bangga. Karena setelah rapat kerja pendidikan itu berakhir, maka pada permohonan berikutnya, seluruh komputer yang digunakan teman-teman dalam proses belajar dengan siswanya sudah menggunakan OS yang halal. Caranya? Ya diantara mereka membeli yang asli, sedang yang lainnya menggunakan open source.

Dengan demikian, maka ketika pertanyaan yang menggelitik saya tadi muncul kembali seperti apa yang saya alami pada siang ini, maka pemahaman syariah memang harus dioperasionalisasi dalam kehidupan yang nyata. Selain dalam penggunaan OS komputer sebagaimana yang saya ceritakan di atas, juga mungkin mulai dari dompet kita masing-masing beserta isinya. Maksudnya? Menurut saya, jangan sampai kita menggerakkan orang lain untuk bersyariah, tetapi masih ada kartu dalam dompet kita yang bukan syariah...

Jakarta, 29/1/2013.

No comments: