Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

06 December 2012

UAS, Ujian Akhir Semester

Memasuki bulan Desember, maka seluruh peserta didik dan sekolah memiliki agenda maha penting di akhir semester, yaitu, Ujian Akhir Semester. 

Guru-guru di sekolah telah sibuk jauh hari sebelumnya dengan kisi-kisi dan soal ulangannya. Sekolah, terutama sekolah swasta, bagian keuangannya akan sibuk juga dengan catatan keuang siswa, dan siswa sendiri tidak kalah sibuknya untuk mempersiakan diri agar siap dan sekaligus tangkas dalam menyelesaikan tugas akhirnya, berupa evaluasi akhir semester, yang hampir di semua sekolah masih berbasis pencil and paper test. Atau tes obyektif. 

Ada lagi bagian yang juga tidak akan kalah sibuknya dan tidak kurang strenya, terutama di kota-kota besar, yaitu para orangtua siswanya. Karena mereka justru yang memiliki fokus akan keberhasilan sebuah nilai akademik bagi putra-putrinya. Kontrol jadwal belajar yang relatif ketat, bahkan sebaian diantaranya dengan memberikan intensitas jam belajar yang lebih, baik sendirian atau dengan bantuan guru yag bersedia datang ke rumah. 

Apapun bagian dan bentuk ikhtiarnya, pendek kata, UAS menjadi trading topic di sekitar awal hingga pertengahan bulan Desember ini. Tidak luput juga dengan kesibukan teman-teman saya yang menjadi guru atau wali kelas.

Karena ditangan mereka seluruh kinerja peserta didik akan terkumpul. Baik yang kurang sehngga harus mendapat perhatian yang lebih khusus, ataupun mereka yang berlebih karena potensi dan motivasi akademik yang bagus atau bahkan berlebih. Dan dalam situasi itulah maka teman-teman guru atau wali kelas itu menjadi lebih sering atau lebih sibuk ber-BBM dengan para peserta didiknya atau dengan para orangtua siswanya.

Misalnya saja untuk kelengkapan tugas yang satu atau dua anak didiknya yang belum juga terkumpul di guru mata pelajaran tertentu. Atau bahkan nilai yang kurang untuk topik tertentu di mata pelajaran tertentu juga. Atau bahkan berkenaan dengan jadwal tes untuk esok hari. Semua  menjadi bagian dari tugas guru atau wali kelas itu.

"Mengapa mesti diingatkan seperti itu?" Tanya saya suatu kali ketika melihat seorang kawan yang nyaris tidak henti ber-BBM.
"Karena masih ada tugas yang belum terkumpul."Jelasnya.
"Apakah sebelumnya tidak diingatkan?"
"Sudah juga Pak. Baik kepada anak ataupun kepada orangtuanya."
"Mengapa masih terlambat juga?"
"Karena tidak atau setidaknya belu punya komitmen untuk berprestasi?"
"Tapi secara akademik anak itu berpotensi normal bukan?"
"Jusru pengalaman saya, mereka yang kadang pas-pasan."

***

Saya jadi terigat pada tuisan saya tentang filosofi kondektur bus kota, atau sekarang mungkin bus way atau trans. Para kondektur itu  akan memberitahukan kepada seluruh penumpangnya tentang halte yang akan ada di depan sebelum halte itu benar-benar telah sampai dan bus telah berhenti. Artinya, jika penumpang mengetahui halte yang dituju, maka ketika kondektur mengigatkan, ia akan akan bersiap-siap untuk turun. Minimal berdiri dari duduknya dan berdiri mendekati pintu keluar.

Walau kadang kita temukan juga penumpang yang baru beranjak turun bus ketika bus benar-benar telah berhenti. Atau bahkan ada penumpang yang 'kebablasan' hingga harus turun di halte sesudahnya.

Jakarta, 06 Desember 2012.

No comments: