Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

07 December 2012

Ketika Siswa Pulang Cepat

Pekan-pekan ini, ketika pelaksanaan kegiatan Evaluasi Hasil Belajar atau Ulangan Akhir Semester, seluruh peserta didik kami pulang lebih cepat dari jadwal belajar seperti biasanya. Karena anak-anak akan langsung pulang begitu jam UAS berakhir. Untuk setiap harinya, anak-anak akan memperoleh dua mata pelajaran saja. Itu berarti mereka akan pulang rata-rata pada pukul 11.00. Artinya, mereka pulang sebelum waktu pelaksanaan shalat berjamaah.

Itu jugalah yang terjadi pada hari pertama pelaksanaan UAS. Anak-anak itu sudah berada di lapangan futsal kami sejak pukul 11.00 itu. Ada diantara mereka yang memang langsung pulang karena drivernya sudah berada di tempat. Namun tidak sedikit pula diantara anak-anak itu yang masih berada di sekolah hingga menjelang waktu Shalat Ashar, sekitar pukul 15.00.

Berbagai alasan anak-anak kemukakan ketika hingga pukul 15.00 itu masih berada di sekolah. Padahal kami, telah berulang kali mengingatkan agar mereka segera kembali pulang ke rumah begitu jam ulangan terakhir selesai, untuk kemudian beristirahat sehingga badan menjadi lebih segar ketika mempersiapkan diri belajar untuk  UAS hari berikutnya. Kenyataannya masih ada beberapa diantara mereka yang tidak segera beranjak meninggalkan lapangan.

Maka ketika saya berada di antara mereka pada pukul 15.00 itu, segera saya mengingatkan akan kewajibannya untuk shalat. Ini karena saya melihat tidak semua yang masih berada di lapangan itu tadi telah melaksanakan Shalat Dhuhur. Maka bersama guru lain yang kebetulan berada di lapangan itu juga, kembali saya mengingatkan mereka untuk segera menuju mushlola.

Alhamdulillah, meski mereka tidak segera melaksanakan apa yang saya usulkan, tetapi diantara mereka yang belum Dhuhur berjanji untuk melaksanakan di rumah dan segera menuju ke penjemput yang telah menunggu mereka. Sedang bagi mereka yang telah menjalankan Dhuhurnya, mereka tetap duduk di pinggir lapangan sambil ngobrol dengan temannya.

Peristiwa ini menimbulkan kesan kepada saya bahwa; Pertama, anak-anak meski mendapat jadwal belajar lebih singkat sehingga menyebabkannya untuk pulang lebih cepat, masih ada diantara mereka yang memilih untuk tetap bertahan di sekolah hingga sore menjelang. Maka pertanyaannya adalah: Mengapa mereka betah di sekolah? Mengapa mereka tidak segera meninggalkan sekolah untuk secepatnya pulang ke rumah? Apakah tidak ada yang mereka rindukan di rumah sehingga mereka terkesan membuang-buang waktunya agar tetap berada di luar rumah hingga hari benar-benar menjelang gelap?

Ini pertanyaan sederhana, tetapi memiliki implikasi yang dapat fatal jika kondisi seperti ini tidak disadari atau tidak diperdulikan oleh siapa saja yang perduli dengan keharmonisan dan kerahmatan bagi kehidupan di rumah.

Kedua, masih ada diantara anak-anak itu, yang begitu diminta untuk menjalankan shalat ketika waktu mereka telah bebas tetapi masih berada di sekolah, justru lebih memilih secepatnya pulang? Bukankah ini menjadi pertanda bagi kami bahwa anak-anak itu sesungguhnya masih dalam kondisi tertekan ketika menjalankan Shalat berjamaah dengan kami di sekolah? Memang tidak semua mereka seperti itu. Tetapi ini telah memberikan sinyal kepada kami untuk terus berupaya menjadikan  kewajiban shalat sebagai kewajiban yang memang wajib dikerjakan? 

Allahu a'lam bi shawab.

Jakarta, 07 Desember 2012.

No comments: