Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

15 December 2012

Kepintaran Siswa di Depan Lab Komputer

Siang itu saya mengibrol dengan tiga teman guru di kantin sekolah setelah kegiatan tanding futsal selesai. Kegiatan rekreatif yang dirancang teman-teman guru sebagai pengisi acara seusai anak-anak menyelesaikan hari-hari ulangan akhir semester.

Dua teman saya memesan teh es manis dan saya sendiri serta satu lagi teman yang lain memesan tambahan bakso. Kami akrab bercengkerama perihal kelelahan setelah bermain futsal. Juga 'sentilan' salah satu teman kepada saya, mengapa saya tidak ikut serta bermain? "Bukankah Bapak sudah mengenakan kaos sejak pagi?" Begitu katanya.

Saya katakan bahwa saya tidak bisa memaksakan diri untuk ambil bagian dalam bermain futsal karena beberapa waktu sebelumnya pernah cidera otot punggung. Jadi saya berpikir untuk lebih baik tidak ikut bermain futsal agar supaya cidera saya benar-bnar pulih. Namun penjelasan itu mungkin tidak terlalu menjadi acuan teman-teman bisa memaklumi. Sampai saya meninggalkan ketiga teman itu untuk meneruskan pesanan tambahan mereka masing-masing.

Namun beberapa menit setelah saya meninggalkan lokasi kantin, saya mendapat berita yang mengagetkan. Bahwa satu dari teman saya yang bertemu di kantin itu mendapat serangan kram hebat pada seluruh bagian tubuhnya. Bahkan ada teman yang menyebutnya, tentu berdasarkan pengetahuannya yang cethek tentang penyakit, bahwa apa yang dialami teman dengan kramnya itu sebagai troke kecil. Allahua'lam. Yang jelas, peristiwa itu membuat kehebohan diantara sebagian guru dan siswa yang kebetulan saat istirahat itu berada di kantin sekolah dan sekitarnya.

Dalam perawatan pertamanya, setelah teman saya dievakuasi di ruang lab komputer yang dekat dengan lokasi kantin, bagian-bagian tubuh yang kejang tersebut secara bergotong royong dilemaskan. Alhamdulillah bahwa di sekolah kami ada suster UKS yang cekatan dan ada juga guru olah raga yang pakar cidera otot. Kepada mereka berdualah mereka yang berada di lokasi merujuk dalam memberikan pertolongan.

Diluar kehebohan di ruang lab itu, ternyata menjadi berita yang menarik perhatian para peserta didik yang lain untuk melihat kejadian yang terjadi secara langsung. Dan dari mulut-kemulut, berita itu seperti bola salju. Maka jadilah anak-anak berbondong-bondong menuju ke ruang peraatan sementara itu.

Dalam kondisi seperti itulah, diantara kami ada yang melihat adanya peristiwa yang mengindikasikan kepintaran siswa. Sebuah kepintaran yang tampaknya tidak secara spesifik merupakan hasil dari belajar (?). Dimana ada tiga hingga empat anak laki-laki dengan bergandengan tangan membuat pagar betis menuju ruang lab. Pagar betis ini mereka maksudkan agar tidak semua anak dapat lagi kendekati ruang lab itu. Dengan demikian maka perawatan terhadap guru yang sedang diberikan pertolongan tidak mendapat gangguan yang tidak berarti.

Karena apa yang dilakukan anak itu adalah murni inisiatif mereka, dan 'kepergok' oleh pengamatan teman kami yang sedang sibuk memberikan pertolongan, maka tidak salah jika saya kagum dan takjub akan tampilnya sebuah kepintaran di depan ruang laboratorium komputer di sekolah kami.

Selain kagum, tidak salah bila saya mensyukuri atas 'penemuan' peristiwa kepintaran itu untuk menjadi catatan saya kali ini. Terima kasih anak-anak.

Jakarta, 15/12/12.

No comments: