Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

20 December 2012

Kepo, Kata Siswa Istimewa Saya

Pada saat saya bertemu dengan seorang siswa saya di koridor sekolah pada siang itu, seusai mereka menunaikan shalat berjamaah di musola, maka saya saling menyapa. Bagaimana kabarnya? Apakah ada rencana kalau nanti liburan datang, karena siang itu adalah siang terakhir anak-anak masuk sekolah secara normal?

Tetapi ketika saya beritanya bagaimana kabarnya kepada seorang anak, dia justru menjawab pertanyaan itu bukan dengan jawaban sebagaimana yangnormal disampaikan oleh teman-temannya, namun justru dijawab dengan: "Kepo nih Bapak, tanya-tanya!". Satu istilah yang harus saya tanyakan lebih anjut kepada anak saya di rumah.

Mendengar jawaban seperti itu, saya tentu tidak kaget. Karena ini jawabannya untuk kedua kali dengan kalimat yang hampir senada. Kai pertama ia menjawab dengan kalimat tersebut pada saat pulang sekolah. Dimana waktu itu saya bertemu di depan kantin supir dekat pintu gerbang sekolah. Saya berada di lokasi tersebut bersama beberapa anak perempuan dari kelas 8 SMP. Dan sebelum saya bereaksi terhadap apa yang disampakan anak tersebut, kakak-kakak kelas itu langsung bertanya kepada saya; "Kelas berapa itu Pak? Kok songong?".

Anak-Anak Istimewa

Terhadap yang saya alami siang hari itu seusai shalat berjamaah, maka saya menyadari bahwa ada beberapa anak-anak didik saya yang memang dalam kondisi yang berbeda. Mungkin lebih pas kalau saya beri label positif sebagai anak-anak istimewa. Mengapa istimewa? Karena dari diri mereka, memang terdapat beberapa titik yang menjadi indikator istimewa. Sebagaimana anak yang memberikan tuduhan kepada saya sebagai 'kepo', maka anak itu sesungguhnya adalah anak yang memang benar-benar istimewa.

Setelah jawabannya 'kepo'nya itu, ia bukan langsung meninggalkan saya di depan pintu ruang kerja saya, tetapi justru masuk ruangan saya, dan meminta saya untuk memperlihatkan rekaman cctv yang ada di komputer saya. Dan dari gambar-gambar tersebutlah anak itu mengajak saya berdiskusi tentang berbagai hal. Termasuk meminta kepada saya agar ia direkam ketika ia akan ber'akting' di depan kamera yang terpasang di salah satu sudut atau area sekolah.

Dan karena saya manganggab itu bukan menjadi bagian yang termasuk tabu atau rahasi perusahaan, maka saya turuti juga apa yang ia inginkan. Dan dari hasil rekaman itu pula kami terlibat diskusi berkenaan dengan berbagai hal tentang keamanan sekolah dan bullying atau perundungan yang dapat terjadi.

Dan semua interaksi itu tidak menjadi beban buat saya. Hanya belakangan saya mulai berpikir; apakah interaksi itu baik dari sisi paedagogis? Namun saya selalu yakin akan apa yang saya perbuat untuk kebaikan anak-anak istimewa yag ada di sekolah. Dan dari sisi itu saya melihat kalau apa yang mereka minta kepada saya dan saya memberikan peluang untuk memenuhi apa yang diinginkannya, adalah bentuk pelayanan bagi ke'istimewaannya'. Semoga.

Jakarta, 20 Desember 2012.

No comments: