Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

10 January 2012

Konsep Gelas Kosong, Catatan Kursus Bahasa di Pare

Mungkin banyak sudah berita miring yang menempel dan nyaris menjadi kerak di kepala saya berkenaan dengan kursus bahasa di Pare. Walau ada banyak juga berita yang lurus-lurus saja tentangnya. Namun yang membuat saya tidak ragu lagi untuk benar-benar datang ke Pare adalah karena justru berita seperti itu. Dengan seperti itu, saya malah tertantang untuk tidak sekedar melihat dan menonton, namun juga ikut nyebur ke dalamnya. Lalu darinya saya mencoba membuat kesimpulan ringan, refleksi pribadi. 

Dan disinilah menurut saya, agar saya benar-benar jujur melihat, dan apalagi membuat penilaian.  Walau tidak lama saya mengikuti kursus itu, namun dari sana menemukan kesan dan sekaligus pengalaman yang sangat kuat. Yang pada akhirnya saya boleh mengatakan bahwa apa yang saya dengar sebagian benar dan sebagianya salah. Dan lebih dari itu, kesalahan itu tidak terdapat pada fakta dan data di lapangan, tetapi juga dari paradigma ketika orang datang pergi ke Pare meski untuk itu mereka memiliki dan memasang niat untuk belajar bahasa.

Gelas Kosong

Terhadap berita yang miring dan bernuansa negatif itu, memang saya menemukan beberapanya kebenaran atas info yang saya dapat. Seperti misalnya bahwa gurunya muda-muda, yang dimungkinkan kurang berpengalaman. Juga beberapa hal lainnya. Namun ketika saya menjadi bagian dari siswa di salah satu lembaga dari seratus lebih lembaga kursus yang ada di daerah itu, saya memang memasang niat untuk belajar. Jadilah saya mengosongkan ambisi agar saya benar-benar mendapatkan aura belajar.

Mengosongkan berarti adalah meniadakan atau setidaknya mengikis kesombongan dan keangkuhan. Karena jika saya merasa diri lebih hebat atau bahkan lebih baik dari tutor  yang kebetulan menjadi guru di tempat kursus itu, maka kesia-siaanlah yang saya akan dapat. Maka dengan konsep membentangkan tangan dan siap untuk merengkuh ilmu, alhamdulillah membawa saya untuk secara total berada dan menikmati situasi yang disuguhkan oleh para guru saya yang memulai kursusnya dari pukul 06.30 hingga 11.45 dan lanjut kembali pada pukul 13.30-17.00.

Semua materi yag disampaikan, saya jalani dengan penuh antuasiasme.  Memang ada  gambar kami saat selesai kurusus dengan gurunya tentu, yang kemudian saya kirimkan kepada anak saya yang sekarang sedang kuliah di semester 5. Dan diketerangan foto itu saya tuliskan: Adik, ini guru bahasa Inggris ayah. Usianya baru 20 tahun dan baru duduk di bangku kuliah semester 3!

Kiriman gambar dan sedikit keterangan gambarnya, adalah merupakan kekaguman saya terhadap guru saya itu. Lalu karena saya kagum atas kehebatan guru saya itu, maka saya bermaksud untuk memberikan semangat kepada anak-anak saya betapa mudahnya kita memperoleh pekerjaan kalau memang kita menginginkan pekerjaan itu. Kekaguman itu antara lain membuat saya termenung akan perjalanan hidup saya yang juga adalah guru. Dima saat saya lulus dari sekolah pendidikan guru (SPG), setingkat SMA,  saya telah mengajar di dalam kelas dengan siswa sebanyak 44 orang. Bukankah itu lebih kurang usia saya 20 tahun juga?

Tapi tidak. Saya waktu itu mengajar di kelas dengan siswa yang berusia masih 6 tahun. Sedang mereka, para guru saya yang ada di Pare itu? Pada usia yang sama dengan saya, mereka telah mengajar saya dan teman-teman yang berusia sekitar 30 hingga 49 tahun, [ada mata pelajaran bahasa asing! Luar biasa bukan? Cukup beralasan jika tadi saya katakan bahwa saya kagum dengan apa yang telah mereka lakukan dengan menjadi guru bahasa Inggris di sebuah tempat kursus di Pare, Kediri.

Inilah pengalaman dan sekaligus pembuktian akan apa yang disampaikan beberapa teman tentang sebuah prosesi belajar. Dan dari sinilah saya menyimpulkan untuk kembli mengirim beberapa guru gna belajar berbasaha  Inggris di Pare pada akhir tahun pelajaran ini.

Jakarta, 25 Desember 2011-10 Januari 2012.

No comments: