Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

10 April 2014

Pileg 2014 #7; Menjadi Petugas KPPS

Pemilihan Umum untuk memilih anggota legeslatif dan DPD telah berlangsung Rabu, 9 April kemarin. Menjadi hari libur pada pemilihan umum itu. Tetapi sebagai anggota KPPS yang bertugas, hari libur itu menjadi hari berkumpul bersama masyarakat yang terdiri dari para tetangga di lokasi pemungutan suara, TPS. Artinya, liburan saat Pileg kemarin menjadi hari ajang silaturahim.

Bahkan hari silaturahim kemarin rata-rata dari kami yang menjadi anggota KPPS atau jga sebagai saksi di TPS, menjadi hari yang relatif panjang. Mengingat kami harus berada di TPS kami paling terlambat pada pukul 06.00. Dan baru berakhir rata-rata pada pukul 22.00 di malam harinya. Melelahkan? Meski iya, tetapi itulah realita dari sebuah proses pemilihan para anggota dewan yang terhormat dan para senator kita setiap lima tahunnya, teap menjadi sebuah ajang silaturahim sekaligus menunaukan tugas tanpa menjadikannya sebuah beban yang berat. Jadi sebuah resiko bagi kami yang menerima amanah sebagai bagian dari 'pesta' demokrasi di strata terbawah.

Maka ketika waktu Magrib tiba, kami masing-masing anggota kembali ke rumah untuk sekedar mencuci muka, berganti pakaian, dan menunaikan sembahyang, tetap saja tidak tertarik untuk menonton atraksi para komentator demokrasi yang disuguhkan oleh layar televisi. Bukan tidak kagum kepada siapa orangnya yang sedang menjadi nara sumber atau tentang topik yang menjadi bahan diskusinya, tetapi karena memang bukan waktunya bagi kami untuk memilih kegiatan itu. Kami harus segera kembali ke meja tugas kami di TPS.

Non Partisan?

Seperti juga dalam melaksanakan tugas Pemilu sebelumnya, kami sesama anggota KPPS bersepakat untuk benar-benar fokus kepada tugas kami sebagai anggota KPPS. Ini bertujuan agar tugas kami dapat kami selesaikan dengan baik, cermat, tuntas, dan efisien. Oleh karenanya kami meminta kepada petugas pendaftaran untuk benar-benar menghitung jumlah pemilih yang menggunakan suaranya. Ini agar saat kami membuat berita acara sebagai laporan hasil, menjadi tepat dan tidak membuang waktu.

Kami juga menyepakati agar setiap kami yang menjadi anggota KPPS tidak sibuk dengan kegiatan partai, yang menyebabkan banyaknya tamu, SMS, atau bentuk komunikasi lainnya yang menyita perhatiannya. Sehingga titik fokus terhadap tugasnya sebagai anggota KPPS menjadi terganggu.

Kami juga bersepakatan dengan seluruh saksi yang hadir untuk bersama-sama fokus pada saat perhitungan suara dan pencatatannya. Hal ini diperlukan agar selama perhitungan dan pencatatan hasil tidak ada yang berbeda data yang dimiliki. Alhamdulillah, dengan kesepatan itu, kegiatan di TPS menjadi lancar dan tidak ada halangan.

Politik Uang?

Mungkin karena keberadaan saya sendiri di masyarakat yang karena terkendala waktu, sehingga selalu saja terlambat dalam menerima  isu-isu hangat. Sebagaimana yang mereka diskusikan tentang pembagian amplop. Atau tentang 'bandar' massa yang sebelumnya menjadi pembicaraan publik  karena tayang di sebuah acara tv, yang ternyata, salah satunya, diperankan oleh tetangga kami. 

Juga kedatangan para Caleg ke rumah teman-teman tetangga kami yang  kebetulan sebagai 'bandar' tersebut. Dan tidak tanggung-tanggung teman kami ini memainkan peran. Karena ia bisa menjadi peran tidak saja pada satu partai. Apakah ini bagian dari politik uang?

Yang jelas, di TPS kami pada pelaksanaan Pileg tahun 2014, dimenangkan oleh partai yang selama ini jarang disebut sebagai partai 'besar'. Tapi seperti juga pada pelaksanaan Pemilu tahun-tahun sebelumnya, kami menyambutnya dengan normal-normal saja. Yang kami rasakan sebagai anggota KPPS adalah, bahwa pelaksanaan Pemilu kali ini sudah dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan. Tidak ada satu blangko keberatan yang harus diisi oleh saksi dari partai politik sebagai tambahan laporan dari pelaksanaan Pemilu di TPS kami.

Dan itu, indikasi Pemilu di TPS kami berhasil (?).

Jakarta, 10 April 2014.

No comments: