Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

10 January 2014

Strategic Alignment

Strategic alignment, atau keselarasan strategis, didefinisikan sebagai; The process of bringing the actions of an organization's  business divisions and staff members into line with the organization's planned objectives. (http://www.businessdictionary. com/definition/ strategic-alignment.html).
http://imagec17.247realmedia.com/RealMedia/ads/Creatives/default/empty.gif/0
Proses aktualisasi tujuan organisasi dalam tata kerja dan tata kelola yang saling terkait, selaras, sinergi, dari semua unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut dalam mencapai  satu tujuan.

Stephen R Covey, dalam Tujuh Kebiasaan Efektif Orang Sukses, menjadikan sinergi sebagai salah satu kebiasaan yang dilakukan dan diwujudkan secara terus menerus oleh orang sukses. Sinergi, menurut Covey, menjadi kebiasaan keenam. Adalah prinsip bahwa keseluruhan, kebersamaan adalah yang utama dari bagian-bagian. Dan untuk mewujudkan sinergi dalam sebuah organisasi maka diperlukan transformasi hubungan yang terjalin satu sama lain dari bagian yang ada.

Dengan melihat definisi dan uraian di atas, maka dalam sebuah lembaga atau organisasi yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur, tidak dapat tidak harus dihubungkan oleh kekuatan bersama yang erat dan kokoh yang bernama tujuan lembaga. Dan dalam operasionalisasi dari pengejawantahan dalam pencapaian tujuan bersama itu harus tedapat keselarasan dan sinergi antar bagian atau unsurnya. Karena hanya dengan itulah maka tujuan bersama dapat diwujudkan dan dicapai.

Keselarasan strategis dan sinergi tersebut adalah syarat mutlak bagi terwujudnya sebuah tujuan bersama organisasi atau pencapaian visi dan misi dalam sebuah lembaga atau organisasi yang berdaya saing unggul. Tidak terkecuali adalah organisasi sekolah atau lembaga pendidikan. Ini jika sebuah sekolah atau lembaga memiliki tekad kuat untuk menjadi bagian dari lembaga yang berdaya saing unggul.
  
Beberapa gagasan yang dapat menjadi acuan dalam mewujudkan keselarasan antar bagian dan unsur untuk sebuah mimpi menjadi sebuah lembaga atau organisasi yang berdaya saing unggul antara lain adalah:
1.  Memahami dan mengimplementasikan sruktur organisasi yang disepakati, dalam tata kelola dan tata kerja untuk mewujudkan sinkronisasi lembaga,
2.  Mengadakan pertemuan rutin dan terjadwal terhadap seluruh bagian, antar bagian, dan semua unsur yang terdapat dalam bagian yang ada di lembaga,
3.    Memanfaatkan teknologi informasi dan atau media sosial tertutup bagi kelancaran sebuah komunikasi dan hubungan untuk mewujudkan keselarasan,
4.   Berkomitmen untuk melakukan transparansi informasi bagi hal-hal yang menjadi pendorong bagi terwujudnya keselarasan,
5. Dibutuhkan adanya seorang koordinator yang memiliki tugas, wewenang sebagai pemantau,  pemandu, pengelola, dan ekskutor dalam terciptanya sebuah kelerasan.


Dengan demikian, untuk mencapai tujuan bagi lembaga yang berkelas dan berdaya saing unggul. Maka praktek hubungan antar unit, antar unsur, dan antar individu yang menjadi bagian dari lembaga, harus benar-benar menjadikan semangat sinergi sebagai pilar berkomuniasi dan maksimalisasi kinerja individu dan lembaga. Itulah mengapa strategic alignment  harus menjadi fokus bagi jalan pencapaian keselarasan lembaga. 

Jakarta, 10 Januari 2014.

No comments: