Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

23 February 2024

Pak Guru Naik Haji

 
Foto bersama istri pada saat tiba di hotelk MovenPick Madinah pada hari Senin, 5 Juni 2023.
 
Bilamana teringat bahwa saya bisa Allah Swt permudah dalam perjalanan haji tahun 2023 bersama istri, maka yang kali pertama terungkap dalam pikiran saya saya adalah rasa syukur alhamdulillah. Selain juga ada rasa mengawang, seperti belum juga percaya, bahwa Allah Swt begitu baik dengan memperjalankan kami berhaji dengan tanpa harus ikut antri begitu lama.  
 
Pikiran tidak percaya akan kenyataan atas rezeki yang Allah ta'ala berikan kepada saya, pertama; karena saya hanyalah sebagai guru, yang bila dilihat dari sisi penghasilan, maka harus mengupayakan diri untuk diberikan kemampuan dalam melakukan setoran biaya haji. Terlebih juga bahwa saya merupakan guru dari sekolah swasta di Jakarta.  
 
Kedua, saya naik haji bersama travel haji plus. Maka, nikmat yang tiada taranya buat saya dan keluarga. Alhamdulillah. Ketiga, karena kondisi haji seperti itu, maka beberapa fasilitas menjadikan saya benyak diberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Baik kondisi hotel di Mekah, Madinah, dan hotel transit di Aziziyah, makanan, serta lokasi maktab.
 
Lalu, bagaimana Allah Swt memampukan saya untuk melakukan setoran haji yang jumlahnya, bila dikalkulasi bersama istri, setara dengan 2 mobil Innova 2.0 G CVT tahun 2018 baru? Allahua'lam bi shawab. Yang pasti saya tahu dalam kondisi saya sendiri adalah, bahwa saya memiliki kayakinan untuk berangkat haji. Harus berangkat haji, sebelum Allah ta'ala mematikan saya dan istri. Inilah yang menjadi fondasi dari niatan haji saya. Dan saya gaungkan doa semoga Allah ta'ala ijabahi niat kami.
 
Niatan untuk segera berangkat haji ini yang lahir dan menjadi tekad yangbulat dan kuat, pada saat abang guru ngaji saya bertanya kepada saya; "Pak Agus apakah sudah haji?" dan ketika saya menjawab belum, maka beliau bertanya kembali kepada saya sebelum acara taklim pekanan di mulai di salah satu ruang kelas di SD Islam Al Ikhlas, Cipete, Jakarta Selatan, di sekitar pertengahan tahun 2017; "Apakah sudah umroh?"
 
Abang guru ngaji itu tidak lagi melanjutkan percakapan tentang haji kepada saya. Beliau hanya terdiam setalah jawaban saya, mungkin yang tidak membuatnya berhenti bertanya. Namun kondisi pada percakapan itulah yang terus bergema di kepala saya. Meski percakapan itu saya sampaikan juga kepada istri dengan maksud untuk menguapkan ingatan. Namun tetap menjadi misteri yang membebani.
 
Sekali lagi, dari sinilah saya benar-benar mengibarkan niat berhaji. Harus berangkat haji. 

Bersama istri jugalah kami membuat peta kemungkinan untuk mampu membayar setoran haji. Beberpa barang mulai kami inventarisir. Dan gerakan berikutnya adalah menghitung tabungan yang besarannya memungkinkan untuk ditambah-tambahkan.

Allah Swt mempermudah, membukakan jalan, dan kami merasa Allah Swt telah mendorong dan meniupkan anginNya kepada kami untuk menuju ke pintu pendaftaran haji. Benar-benar sebagaimana yang Allah Swt sampaikan dalam hadits qudsi, yang lebih kurang saya maknai sebagai; Aku adalah bagaimana hambaKu berperasangka kepada Ku.

Senin, 16 Maret 2020, menjadi awal bagi sekolah untuk tidak melakukan kegiatan di sekolah. Siswa dan guru berinteraksi secara virtual. Hal ini karena datangnya wabah dunia, Covid-19. Yang selain berdampak kepada pola interaksi sesama, juga kepada ambruknya dunia usaha. 
 
Pada masa awal Covid-19 inilah, salah satu pemilik travel haji datang kepada saya. Sebuah pertemuan yang semula tidak direncanakan sama sekali. "Bila Pak Agus daftar tahun ini, maka tahun ini juga Bapak bisa berangkat haji. Tidak perlu menunggu atau antri." Ini menjadi momentum buat saya.
 
Ada harapan bagi saya untuk bisa berangkat di tahun-tahun itu. Dan tidak perlu lagi menunggu antrian haji saya yang dalam sistem saat saya cek, harus menunggu di tahun 2034 untuk berangkat.  Maka pada Juni 2020, setelah paspor saya selesai, daya dan istri membayar uang muka untuk haji furoda. Alahmdulillah. Sekali lagi bahwa, Allah Swt begitu membuat jalan kami untuk menunaikan niat berhaji, kesampaian.

Bersama 150 jamaah dalam kafilah atau travel haji yang sama, kami berangkat setelah pemerintah Saudi Arabia membuka pelaksanaan haji secara normal pada musim haji di bulan Juni 2023 atau 1444 Hijriah. Saya menjadi bagian dari haji tahun itu, dimana saya adalah guru!

Jakarta, 23 Februari 2024
 

No comments: