Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

23 February 2024

10 Hari di Madinah

 

Jeda diantara waktu shalat di Madinah pada hari Minggu tanggal 11 Juni 2023. Mejeng diantara hotel dan toko-toko cindera mata, tetap semangat meski terhembus angin yang hangat.













Dalam prosesi haji saya, yang berangkat pada hari Minggu, 4 Juni 2023 dari bandara Soeta, Jakarta sebagai kloter pertama dari Haji Plus, Madinah menjadi tujuan pertama. Kami akan berada di Madinah selama 10 hari. Ini menjadi program arbain. Dimana pembimbing selalu memberikan semangat untuk tetap menjaga diri sehat dan menunaikan shalat di Masjid Rasulullah SAW dengan target melaksanakan shalat wajib sebanyak 40 waktu shalat di Masjid Nabawi.

Pada hari ke sebelas (11) keberadaan kami di kota Madinah, tepatnya pada hari Rabu, 14 Juni 2023, yang bertepatan dengan tanggal 25 Dzulqaidah 1444 H, kami akan bertolak ke Mekkah selepas waktu Dhuha.

Alhamdulillah, bahwa selama sepuluh hari lebih berada di Madinah, berbagai berbagai aktivitas, termasuk yang paling utama bagi kegemaran saya, yaitu mengekplorasi lingkungannya, telah saya coba untuk dijalani. 

Merasai karpet empuk yang berada di shaf-shaf masjid yang empuk, lembut, dan suasana masjid yang sejuk baik di waktu pagi, siang, dan malam. Juga mencoba menyimal Ustadz tanah air yang selalu mengisi kajian di sela-sela waktu shalat di dekat pintu keluar gerbang 19. 

Atau juga menuju roof top masjid ketika ingin masuk melalui gerbang 17 namiun telah tertutup karena penuhnya kapasitas jamaah sehingga saya dan teman harus berbelok menuju tangga yang menghantarkan kami di roof top itu. Juga melambat-lambat sehingga kami memilih di karpet kering dengan hembusan angin semilir yang hangat di depan pintu gerbang 19 di saat jamaah lokal yang mempersiapkan berbuka puasa sunah di hari Kamis itu.

Atau juga menemani teman yang tiba-tiba harus duduk untuk menghela napas setelah berjemur dalam antrian untuk menuju Raudah yang akhirnya belum bisa masuk mengunjunginya. Dan dalam kepayahan teman itu, saya menyaksikan betapa beratnya oksigen dihirup. Teman yang akhirnya harus duduk di kursi roda menuju kamar hotel.

Demikian pula ketika kami mengitari Masjid Nabawi untuk memandang sepuasnya kubah hijau, dimana menjadi kubah yang berbeda sendiri di Masjid Nabawi itu. Melantunkan secara berguman Shalawat untuk Nabi Allah; Allahumma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Sepuasnya dan mencoba untuk mengenang betapa bersyukurnya saya menjadi umat beliau. Alahmadulillah.

Juga  mengunjungi Masjid Al-Ghamamah yang lokasinya masih berdekatan dengan situs bersejarah lainnya. 

Jangan ditanya dimana lokasi berbelanja cindera mata yang cocok dan pas di sini. Pendek kata, saya menikmati sekali apa yang saya jalani selama 10 hari kebaraan saya di kota Rasulullah SAW.

Allahumma shali ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.

Jakarta, 23 Februari 2024


No comments: