Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

01 February 2013

Menumbuhkan Visi Sukses dengan AMT

Pagi ini, saya menghadiri kegiatan AMT, atau achievement motivation training untuk kelas 9. Tentu kegiatan untuk memberikan semangat bagi mereka, anak-anak itu, agar benar-benar dapat menjalani sukses. Tentunya sukses dunia dan akherat. Dan sungguh menyenangkan berada lagi bersama mereka.

Dan ketika berada di dalamnya, saya disuguhi lezatnya makanan akal oleh seorang motivator. Yang tidak salalu menyampaikan secara verbal dengan pengeras suara, nemun justru dengan berbagai gambar dan cuplikan film yang disambung-sambung sesuai dengan alur berpikir yang ingin dibangun kepada audiens. Dan selama itu, saya berada di dalam, akal saya benar-benar tersengat oleh runtutan peristiwa gambar tersebut.

Bagaimana penyemangat itu menampilakan betpa hebatnya sesungguhnya otak kita dijejali ssuatu yang sangat sampah untuk kemudian sampah-sampah itu merasuk kedalam sanubari dan bawah sadar kita. Ingatan itulah yang melahirkan hero-hero atau pahlawan-pahlawan atau tokoh-tokoh baru yang hanya lahir hidup dan mati sebatas di dalam film. Di dalam dunia angan-angan. Tetapi itulah kenyataan yang harus kita semua terima. Dan presentasi pagi itu,  seperti melahirkan kembali saya di dunia nyata. Berdiri di atas kaki saya di atas hamparan bumi yang benar-benar nyata. 

Dua Modalitas Sukses

Beberapa kali sesungguhnya, saya mengajak anak-anak didik itu untuk segera beramal menuju sukses. Tentu ini saya berikan karena saya memahami sekali bahwa anak-anak didik kami itu memiliki dua modalitas sukses.  

Namun ketika nasehat itu telah berlalu dimakan waktu, saya masih melihat bahwa banyak anak didik kami itu yang seperti tidak pernah mendapatkan nasehat. Atau mungkin apa yang  kami berikan memang harus berulang kali kami ulangi? Maka pada tataran inilah seringkali saya mengajak teman-teman agar tidak pernah berputus asa atau juga jangan pernah merasa lelah untuk memberikan sesuatu yang baik-baik buat mereka. Karena barangkali pada kali ke-10 atau ke-15 apa yang kita sampaikan kepada mereka, mereka baru akan memegangnya sebagai panduan. Semoga.

Modalitas pertama, kata saya kepada anak-anak didik itu, adalah kompetensi intelaktual dan kesantunan yang telah anak-anak itu tunjukkan kepada kami semua. Sejak anak-anak itu masuk dalam gerbang sekolah kami di hari dan tahun pertama mereka menjadi siswa hingga pada detik ini ketika mereka semua sudah berada di ujung pendidikannya di kelas 9. Tanpa modalitas itu, mustahil anak-anak itu dapat memasuki dan menjadi warga sekolah.

Sedang modalitas kedua, adalah kompetensi dari pihak keluarga atau orangtua anak-anak itu. Mereka adalah para orangtua yang memiliki visi dan kapital untuk menghantarkan putra-putrinya menuju sukses.

Dengan dua modalitas itulah saya memiliki keyakinan bahwa anak-anak yang ada di depan saya itu adalah anak-anak yang memungkinkan menempuh jalan-jalan dalam menuju serta meraih sukses.

Jakarta, 1 Februari 2013.

No comments: