Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

24 February 2013

Atraksi 'Debus' di Malam Api Unggun

Ini adalah sebuah kegiatan Pramuka yang selalu menjadi agenda tetap di sekolah kami. Dan salah satu kegiatan itu adalah Perkemahan. Dimana kami menamakannya Peraka, atau Perkemahan Rabu Kamis. Dan salah satu kagiatan yang menarik yang menjadi kenangan bagi peserta Peraka adalah Api Unggun. Itulah kegiatan Pramuka yang diikuti oleh para siswa yang duduk di kelas 4 dan kelas 5 Sekolah Dasar.

Dan pada kegiatan perkemahan pada tahun ini, berlangsung pada pekan lalu di sebuah tempat asyik di kawasan Puncak, Bogor. Sebuah kegiatan yang selalu dinanti-nanti dengan penuh antusiasme oleh semua siswa kami. Namun juga sebuah kegiatan yang membuat senewen bagi sebagian kecil para orangtua yang memang sedikit merasa kawatir ketika harus menulis pernyataan mengizinkan secara tertulis karena didesak secara keras oleh putra atau putrinya.

Api Unggun

Namun yang akan menjadi catatan saya kali ini adalah salah satu kegiatan itu, yaitu Api Unggun. Sebuah kegiatan yang nantinya setiap kelompok atau barung, harus menampilkan kreatifitasnya di dekat nyala api yang dinyalakan pada saat acara akan dimulai setelah anak-anak selesai melaksanakan makan malamnya. 

Pertama kali saya ikut serta sebagai penonton pada kegiatan Peraka empat tahun lalu, saya sudah dihinggapi oleh rasa kagum  dan sekaligus bangga atas apa yang dirancang oleh teman-teman guru yang selain penuh vitalitas juga adalah penuh ide serta gagasan cemerlang. Dan itu tampak sekali pada saat kegiatan Api Unggun itu akan segera dimulai.

Pada kegiatan penampilan kreatifitas setiap barung, anak-anak pun tidak kalah antusiasnya untuk membuat penampilan barung mereka adalah penampilan yang paling beda dan istimewa. Dan semangat itu telah melahirkan kualitas kreativitas yang menakjubkan. Dan pada etape ini, kami diyakinkan bahwa, anak-anak itu memang anak-anak yang cerdas dalam arti yang sebenar-benarnya.

Ini dibuktikan dengan cerita dan tampilan mereka yang luar biasa cerdas. Dimana guru dalam setiap barung, yang menjadi pembimbing kelompok, hanya memberikan panduan berupa durasi waktu tapil dan tema cerita. Dan dari panduan yang cekak itu, anak-anak benar-benar menterjemahkan kepintarannya dengan luar biasa hebat.

Logo sekolah dari api, hasil rancangan guru hebat kami.
Kembali kepada para guru-guru saya yang hebat, maka atraksi pembuka pada kegiatan Api Unggun itupun sungguh membuat kami, terutama saya pribadi, tercengang-cengang. Bagaimana tidak? Guru-guru itu merancang logo sekolah dari kawat yang dililit kain. Kawat berlilit kain itu telah dibaluri minyak tanah. Maka ketika disulut api, tampaklah logo itu menyala dalam gelapnya malam di sebuah sudut dimana Api Unggun digelar.

Lebih dari itu, kehebatan bukan saja ketika logo sekolah itu berhasil dinyalakan, justru bermula ketika logo itu akan dinyalakan. Karena seorang dari guru kami akan beratraksi layaknya pemain Debus. Di tangannya ada obor. Dan tanpa diduga, disemprotkan seraca keras dari mulutnya cairan yang mengarah kepada logo tadi. Dan dengan obor yang ada ditangannya, cairan itu seperti dibakar mengarah ke logo.

Itulah atraksi yang seluruh peserta Peraka akan histeria menyambut dengan penuh suka cita. Saya sendiri hinga detik ini terus menerus mengagumi kehebatan guru-guru kami itu.

Jakarta, 24 Februari 2013.

No comments: