Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

19 November 2014

Belajar Menginap #1; Dua Anak Cukup

Bebrapa waktu lalu, dalam sebuah seminar pendidikan, saya menyimak dengan begitu antusias tentang baby booming yang melanda Indonesia dan prediksi akan adanya usia produktif. Juga beberapa kali pemerintah seperti menyadarkan masyarakatnya akan pentingnya mengurangi jumlah natalitas, dimana negara kita adalah negara yang memiliki jumlah kelahiran yang banyak dibanding negara-negara lain. Tetapi tampaknya apa yang didengungkan pemerintah tersebut dewasa ini tidak menjadi bagian yang begitu sengit.
Prediksi ledakan penduduk dan ancaman bencana...
Meski iklan ada, tetapi saya merasakn sekali bagaimana peran yang begitu gencar dilakukan oleh lembaga yang dulu benama BKKBN di era pemerintahan sebelum reformasi. Mungkin ini bagian penting dari hasil reformasi itu sendiri, dimana semua sisi kehidupan dikembalikan ranahnya kepada masyarakat itu sendiri. Sehingga terasa sekali peran pemerintah, atau badan yang menangani kependududukan tersebut berkurang dan mengendor.

Namun saya berjumpa sebuah slogan yangberbentuk gambar mural di sebuah dinding  sebuah sekolah Dasar Negeri di daerah Pengalengan, Jawa Barat. Dan menili kondisi gambarnya, meski bukan baru selesai di gambar, tetapi juga tidak terlalu lama.

Dan ketika melihat gambar tersebut, yang pertama terbersit dalam benak saya adalah; Apakah pemerintah hari ini kembali berkeinginan mendidik masyarakat untuk ber Keluarga Berencana dengan cara mengatur kelahiran dan memberikan paradigma bahwa dua anak cukup? Mungkin iya. Tetapi mungkin juga prakarsa gambar itu adalah dari masyarakat itu sendiri?

Seorang siswa melintas di jalan samping sekolah yang dindingnya memberi pesan untuk ber-KB.
Meski demikian, keberadaan gambar mural ajakan untuk ber-KB di dinding sekolah yang saya jumpai itu, mengingatkan kehidupan sosial di masa remaja saya, yang rupanya tidak semuram sebagaimana yang disuarakan oleh para aktivis yang hari ini menjadi elit di pemerintahan dan partai politik!

Pengalengan-Jakarta, 19 Nopember 2014. 

No comments: