Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

29 November 2014

Belajar Menginap #6; Belajar Bersyukur...

Alhamdulillah. Itulah ungkapan yang paling pas dari kami atas kesesuaian harapan kami terhadap ungkapan yang disampaikan anak-anak didik kami seusai pelaksanaan kegiatan menginap di rumah penduduk yang tinggal di Rw 04, desa Sidamukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada pertengahan bulan Nopember 2014 lalu. 

Sebagaimana pada awal pembuatan program hingga sosialisasi kepada perwakilan orangtua kelas dan orangtua siswa lainnya, serta juga kepada anak-anak, kami tidak henti-hentinya meyakinkan kepada semua tentang tujuan baik yang kami inginkan. Dan tampaknya, tidak semua orangtua melihat program kegiatan tersebut sepenuhnya baik. Ada diantara mereka yang mengkhawatirkan atas keamanan di lokasi kegiatan. Namun melalui pola komunikasi yang terus mengalir, serta bantuan pihak orangtua lain yang kebetulan anandanya pernah memiliki kegiatan serupa ketika duduk di bangku SMA, usaha sosialisasi kami sedikit memberikan titik terang.

Kondisi tersebut memungkinkan keterlaksanaan program yang kami rancang tersebut. Dan rasa syukur kami tidak akan mudah kami lupakan dalam ingatan atas keberhasilan kegiatan tersebut. Itulah yang membuat kami mantap atas apa yang kami visikan. 

Keberhasilan atas program Belajar Menginap tersebut dapat kami temukan pada setiap laporan yang dibuat siswa seusai mereka mwnjalankan kegiatan. Juga tampak sekali dengan ungkapan dan pendapat mereka ketika saya pribadi mencoba secara acak mewawancarai mereka.

"Alhamdulillah Pak. Saya punya nomor telepon orangtua asuh saya. Dengan itu saya dapat terus berkomunikasi meski saya sudah kembali hidup normal di Jakarta." Ungkap seorang siswa kelas delapan dengan penuh keyakinan.

"Saya mendampingi orangtua asuh sebagai pedagang es keliling. Dan hasil penjualan untuk satu hari diwaktu itu adalah enam ribu rupiah. Yang berarti es kami laku terjual 6 buah." Kata anak perempuan yang masih duduk di bangku kelas tujuh.

"Arti dari enam ribu rupiah adalah tidak lebih atau kurang dari sepertiga uang jajan saya setiap hari." Lanjut anak itu mencoba memberikan bandingan makna uang. Antara pendapatan orangtua asuhnya sebagai pedagang es keliling dengan uang jajannya setiap hari.

"Saya belajar bersyukur atas apa yang orangtua saya punya dan saya nikmati Pak." Kata seorang lainnya yang duduk di bangku kelas delapan.

Alhamdulillah. Itulah ungkapan paling pas atas apa yang dicapai oleh anak-anak dalam pelaksanaan pembelajaran di Pengalengan...

Jakarta, 29 Nopember 2014.

No comments: