Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

11 August 2014

K-13 #10; Terlambat Sampai

Pada hari ini, Senin, tanggal 11 Agustus 2014, jalanan di Jakarta begitu macet. Mungkin yang lebih tepat tentang kondisi jalanan pagi ini dengan kalimat; Jakarta sudah kembali normal. Artinya seperti hari-hari sebelum Idul Fitri yang lalu. 

Seperti yag disampaikan oleh salah seorang pengguna Twitter yang tinggal di Depok. Disampaikan bahwa ia telah berada di terminal bus Depok tidak kurang dari pukul 05.25. Dan hanya butuh beberapa menit dia sudah mendapatkan tempat duduk di Bus Kopaja jurusan Blok M. Namun pada pukul 07.34, ia kembali mencuit di akunnya bahwa posisinya masih berada di depan Cilandak Town Squre. 

Beda lagi dengan pemiliki akun yang sama-sama tinggak di tetangga Jakarta. Bahwa dia telah masuk jalan tol Cijago pada pukul 05.20 dan langsung melambat mulai pintu pembayaran jalan tol Jagorawi. "Sampai mana kondisi jalan seperti itu Mbak?" komentar yang lain. "Sampai Cawang!".

Terlambat Sampai

Gambaran di atas adalah gambaran bagaimana kondisi keterlambatan sampai ke kantor yang terungkap melalui medsos Twitter. Kalau dari lokasi dimana mereka biasanya memulai perjalanan dan terdampak oleh kemacetan di jalanan, maka ini peristiwa insidental. Karena pada jam yang saya mereka memulai perjalanan itu pada hari-hari normal tidak akan mengalami keterlambatan sampai di kantor. Tetapi kondisi pada hari ini menjadi sesuatu yang berbeda. Mungkin karena kebetulan hari ini adalah hari yang benar-benar normal bagi seluruh penduduk Jakarta dan sekitarnya, sehingga tidak ada seorangpun pada hari ini yang mengambil cuti atau masih pada masa liburan. Sehingga menjadikan kapadatan sepanjang ruas  jalanan dari berbagai lokasi menuju pusat kota, Jakarta.

Tapi bagaimana dengan keterlambatan sampai pada bukiu pegangan untuk Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah, utamanya SD pada awal tahun pelajaran ini? Apakah ini adalah bentuk keterlambatan yang sifat dan kondisinya dapat dikatakan sebagai insidentil?

Sebuah berita dari koran on line pada Senin, 11 Agustus 2014.
Logika ini penting saya kemukakan dalam catatan saya ini, karena hingga hari ini yang didapat dan dijadikan pegangan guru pada saat berinteraksi dengan siswa dengan upaya melaksanakan pembelajaran berbasis kepada Kurikulum 2013 adalah bukan buku paket, tetapi masih dalam bentu CD. Ini sebuah alternatif penyelesaian masalah atas  keterlambatan buku yag dijanjikan. Dan seperti masalah yag lain-lain di negeri ini, proses kegiatan guru-siswa di kelas tetap berjalan. Dan jangan ditanya kualitas dari penerapan Kurikulum 2013 dengan kondisi yang sebagaimana saya sampaikan tersebut. Meski, seharusnya buku ukan dijadikan sumber belajar satu-satunya bagi guru dalam mengaplikasikan pembelajaran yang menjadi siswa sebagai pusat pembelajaran. Akan tetapi itulah realitas yang nyata ada di depan mata kita semua.

Maka ketika kita menengok kebelakang, pada saat pihak pemerintah mempersiapkan buku sumber belajar tersebut, tidakkah dapat diprediksikan, diperkirakan akan berapa lama kebutuhan  pihak lain dalam mempersiapkan buku dari bentuk soft copy ke hard copy? Bukankan jika itu diketahui maka kita dapat menentukan kapan paling lambat kita harus mulai mencetak bukunya?

Be;ajar dari keterlambatan kita sampai ke kantor atau ke tempat kerja, maka kompetensi menghitung mundur, adalah prasyarat bagi 

No comments: