Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

19 April 2013

UN 2013; UN Harus Ditunda

Saya belum tahu persis apa yang ada di dalam benak masing-masing siswa kelas XII pada tahun ini ketika UN ternyata dilaksanakan berbeda dengan pengumuman semula. Ini karena pemerintah menunda pelaksanaan UN di 11 provinsi. Mungkin saja marah karena apa yang telah mereka persiapkan harus tertunda dilaksanakan, sehingga kalau diibaratkan bisul, maka penyakit itu akan masih terus maradang dan tentunya membawa sakit yang tidak terhan. Mungkin juga menambah beban yang menjadi lebih berat atau malah stres. Tapi saya hampir yakin kalau penundan UN di 11 provinsi tersebut, yang diumumkan pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudaya hanya satu hari menjelang pelaksnaannya, justru malah membuat siswa berhati lega dan senang?

Tetapi apapun argumentasi yang akan dikatakan sebagai pembenar bahwa UN SMA/sederajat tahun 2013 harus di tunda di beberapa provinsi, tetap menjadi sesuatu yang paling tidak bermutu. UN menjadi tidak penting sehingga harus dilaksanakan dengan POS yang nasional, yang benar-benar standar!

Coba kita bandingkan dengan ulangan harian yang akan guru lakukan di kelasnya. Maka ketika guru telah memberitahukan tentang jadwal ulangannya kepada para siswanya, namun harus menunda ulangan ketika hari pelaksanaan tiba dengan dalih soalnya lupa di buat? Apa kata siswanya? Apa juga pendapat para orangtua siswa jika mereka mengeetahuinya? Lalu apa yang halal untuk dilakukan oleh kepala sekolah terhadap model guru yang seperti ini?

Nah, bagaimana dengan UN?

Mungkinkah Pak Menteri, dan semua orang pintar-pintar yang berada di sekelilingnya itu lupa kapan tanggal Ujian Nasional sehingga harus ditunda? Apakah Pak Menteri menyangka kalau kita percaya bahwa penundaan UN SMA/sederajat di 11 provinsi tahun 2013 karena keterlambatan percetakan soal UN?

Bukankah ini masalah yang hebat? Lalu untuk apa selama ini kita menjadikan UN sebagai alat ukur kualitas dan keberhasilan pendidikan anak Indonesia yang valid dan reliabel, namun dalam pelaksanaannya juga tidak secara sungguh-sungguh dipersiapkan? Untuk apa?

Jakarta, 19 April 2013.

No comments: