Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

30 April 2013

Malam Minggu di Jalan Raya

Mungkin sediit norak jika harus saya ceritakan bagaimana pemandangan yang saya lihat pada hari Minggu, 21 April 2013 dini hari di bberapa ruas jalan yang saya lalu. Ini karena bisa jadi sudah menjadi pengalaman sebagian dari Anda. amun demikian, saya akan menceritakan dalam catatan ini berkenaaan dengan apa yang saya lihat di dini hari itu, Hari Kartini, UN Nasional, dan tentunya bagaimana kira-kira perilaku anak-anak tersebut ketika di bangku sekolah? Meski yang terakhir ini adalah asumsi dari saya sendiri, setidaknya saya ingin membuat benah merah dari pendidikan di rumah.

Cerita berawal dari kedatangan saya naik Sawunggalih Malam di stasiun Jatinegara pada saat jam menunjukkan pukul 02.39. Dan kebetulan saya harus mampir ke tempat dimana saya menyimpan kendaraan saya. Sesampai di halaman parkir, lebih dari dua Bapak-Bapak yang mendekati saya untuk mengantarkan saya ketujuan. 

Saya memilih Pak Tarj*, yang kemudian saya tahu, adalah salah seorang dari supir mobil ambulan di sebuah rumah sakita yang dekat dengan tujuan yang saya tuju. Karena pas, maka megalirlah cerita Pak Tarj*  tentang rawan dan sekaligus riskannya jalur jalan untuk menuju tujuan saya. Bahkan Pak Tarj* berujar; "Saya tahu Pak siapa dan dari mana anak-anak yang suka metik motor di daerah situ." Meski tanpa pembuktian, saya percaya saja dengan tukang ojeg ini. Lalu saya kemukakan dua orang yang penah tertangkap cctv di sekolah saat kami kehilangan 2 sepada motor sekaligus. Semua adalah motor penjaga!
Dua maling yang terekam kamera sedang membawa motor yang dimalingnya.
Lalu saya coba utarakan kedua jenis maling motor yang tertangkap kamera itu. Meski tidak secara pasti Pak Ojeg itu memberikan penjelasan tentang dua maling itu, saya pun saat itu tidak terlalu menganggabnya pusing.

Pemotor

Di luar obrolan saya dini hari itu dengan Pak Tarj* tentang si kecil tinggi dan si pendek gembul, saya sendiri tercengang-cengang dengan fenomena anak-anak remaja tanggunggung yang berkendara motor roda dua secara berombongan dan atraktif tanpa pengaman kepala. Suatu pemandangan yang mengenaskan bagi kaum Bapak. Karena diantara mereka berpasang-pasangan dengan amat bebas. Sebuah fenomena yang saya tidak temukan di daerah saya selama ini.

Atau mungkin memang pengamatan saya yang terbatas sehingga hanya dini hari itu saya dapat menangkap fenomena semacam itu? Sebuah fakta yang akan menjadi sebuah masalah lima atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.

Namun dari apa yang saya tangkap dari obrolan bersama Pak Tarj* pada saat yang bersangkutan mengantar perjalanan dri stasiun menuju tujuan saya, tidak henti-hentinya Bapak Ojeg itu mensyukuri anak-anaknya yang tidak pernah tertarik melakukan apa yang dini hari itu ada di hadapan kami di sepanjang jalan di daerah Pulogadung, Jakarta.

Jakarta, 22-30 April 2013.

No comments: