Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

09 April 2013

Menulis Gagasan atau Cerita Pengalaman?

Ketika saya berbaring di  tempat tidur di sebuah rumah sakit, karena satu dan lain hal, beberapa tahun yang telah lampau, saya membaca sebuah opini di koran nasional, yang mengupas tentang Ujian Nasional. Dan tatkala tuntas saya membacanya, saya merenungi bagaimana sosok yang pintar dari seorang teman saya dan secara kebetulan adalah guru yang menjadi teman kerja saya.

Tentu kagum yang tidak terhingga saya mendapati artikel yang nagkring di opini sebuah koran nasional dengan oplah yang wuih tersebut. Pasti banyak honor yang akan diterimanya. Bahasa yang dignakan pun, memberikan gambaran yang jelas sekali tentang bagaimana logika kepintarannya itu. Saya pun segera menulis SMS  sebagai ucapan selamat kepadanya. Beberapa hari kemudian, setelah saya benar-benar sehat dan dapat kembali masuk sekolah, serta merta saya mencari dia untuk mengucapkan selamat.

Beberapa waktu kemudian, tentu dengan pemicu artikel opini yang ditulis oleh teman tersebut, lahir kembali semangat saya untuk menulis. Maka, beberapa waktu kemudian, beberapa artikel yang saya tulis, kemudian dimuat di koran dan dalam kolom yang sama, seperti yang dilakukan oleh teman saya itu. Dan rupanya semangat itu terus muncul dan tumbuh di koran lain yang mewajibkan saya untuk mengirimkan artikel pendidikan setiap pekannya. Saya selalu sanggupi kewajiban itu hingga lebih kurang berlangsung dua tahun penuh.

Dalam sebuah pertemuan mingguan yang rutin saya hadiri di Cikreteg, Bogor, teman saya menyangka bahwa selama ini saya mendapatkan honor yang wuih dari aktivitas yang saya telah lakukan dalam tulis menulis di koran tersebut. Meski selama ini saya tidak pernah mau begitu dalam masuk dan berpikir tentang hal tersebut, tetap saya itu menyadarkan pada saya bahwa saya tetap bukan siapa-siapa. Maksudnya, karena bukan siapa-siapa, maka layaklah bila pihak koran tersebut tetap menghargai saya apa adanya sebagaimana yang mereka telah tunaikan.

Meski selalu ada pikiran positif yang memberikan harapan; "Mungkin artikel saya yang ke berapa, maka honor saya akan signifikan." Dan harapan tersebut terus tumbuh. Pada sisi yang lain, beberapa teman atau pembaca artikel saya tersebut untuk mengkonfirmasi bagaimana operasionalisasi ide-ide bagus dalam tulisan tersebut di sekolah saya sendiri. Bentuk-bentuk konfirmasi tersebut sungguh mengugah tekad saya untuk selalu hanya menulis apa yang memang telah saya jalani dan bukan teoritikal.

Dalam bingka paradigma itulah, maka sejak kala itu, saya tidak ingin mengungkapkan apa-apa yang belum saya alami ke dalam ranah publik dalam bentuk gagasan.

Jakarta, 9 April 2013.

No comments: