Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

13 May 2009

Evaluasi Diri


Malam itu pukul 23.00 hari Senin tanggal 17 Maret 2008 di Bumi Perkemahan Cibubur, penanggungjawabkegiatan perkemahan dan juga panitia menyelenggarakan rapat koordinasi untuk kegiatan jurit malam yang akan berlangsung pada diniharinya pada pukul 04.00, serta persiapan wide game pada pukul 08.00. namun selain merupakan rapat koordinasi, rapat ini juga sebagai evaluasi diri.

Rapat berlangsung di tenda untuk pembina yang berada di paling ujung lapangan. Sementara suara guru yang lain melalui pengeras suara meminta seluruh peserta Pramuka untuk benar-benar memejamkan mata dan beristirahat, Saya ada diantara peserta rapat itu.

Sebagai peserta rapat, saya mensyukuri atas kegiatan evaluasi yang mereka lakukan. Evaluasi banyak mengupas hal-hal yang menjadi kekurangan sebelum pelaksanaan kegiatan itu dan juga dalam pelaksanaan nya. Ini dilakukan karena ada keluhan dari sebagain Pembina yang mengaku kecapaian karena harus menurunkan perabotan berkemah dari lantai 3 sekolah sebelum diangkut oleh kendaraan ke lokasi perkemahan. Ada yang komplain karena ada guru atau Pembina yang menjadi tim edvance (tim yang mempersiapkan segala sesuatu sebelum kegiatan berlangsung) tetapi hadir di sekolah persis jam keberangkatan ke lokasi perkemahan. Padahal sebelum jam keberangkatan tersebut banyak hal yang perlu dipersiapkan. Pos wide game Siaga yang ternyata belum terpasang bahkan sampai peserta wide game sendiri sampai di pos tersebut. Dan lain-lain.

Pendek kata, rapat koordinasi dan evaluasi tengah malam itu saya dapat sebutkan sebagai pertemuan pembelajaran. Karena seluruh guru dapat melihat dimana mereka berada dalam sebuah kegiatan besar itu. Dan itulah yang saya sampaikan di pertengahan acara (karena ketika saya berkeliling arena perkemahan ternyata rapat masih berjalan).

Sebagai sebuah komunitas, saya meminta dan mengharapkan kepada semua untuk membangun sebuah komunitas pembelajar. Dan wahana membangunnya adalah melalui pertemuan sebagaimana yang telah mereka lakukan. Mereka secara bersama melihat rekam jejak yang telah mereka tinggalkan dan bersama-sama memberi makna dari jejak tersebut.

Dan proses pemberian makna tersebut adalah proses menelanjangi diri. Maka barang siapa yang dalam pertemuan tengah malam tersebut mampu melepaskan topeng untuk tulus melihat ke dalam diri mereka masing-masing secara jujur, maka dialah yang sesungguhnya sedang membuat atau menciptakan dunia baru di masa mendatang.

Pulomas, 30 Maret 2008; Jakarta Barat, 13 Mei 2009.

1 comment:

asmawihs said...

Sesuai dengan ajaran kita dimana manusia tempatnya lupa dan salah, sehingga di ajaran kita juga manusia harus belajar belajar dan belajar sampai tiba ajalnya. Belajar bukan hanya mendapatkan selebar legal formal tetapi belajar yang lebih tinggi adalah mengetahui siapa diri kita.
Setuju sekali Mr. Afwan kalau ada kate yang kejepit....