Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

07 March 2013

Pelajar yang Berkendaraan

Beberapa kali saya sebagai bagian dari para pelajar, berkesempatan membaca himbauan dari Bapak-Bapak Polisi yang mengingatkan agar sekolah berkontribusi dalam mencegah para pelajarnya mengendarai kendaraan. Terutama bagi mereka yang belum cukup umur atau yang tidak memiliki SIM. Meski hal yang disampikan ini adalah sesuatu yang normatif, akan tetapi di lapangan banyak sekali para pelajar yang membawa kendaraan ke sekolah dengan rute jalan-jalan besar.

Seperti yang saya alami dengan saya sendiri di sekolah. Sudah beberapa kali saya memergoki anak-anak didik saya datang ke sekolah dengan mengendarai kendaraan. Baik roda empat atau roda dua. Dan semua itu karena saya kebetulan sedang berpatroli. Belum pernah sekalipun dari kejadian yang terjadi itu karena atas laporan dari anggota keamanan sekolah atau teman guru yang lain.

Dan atas kenyataan itulah saya sungguh merasa prihatin. Bukan karena anak-anak itu belum cukup usia dan belum juga memiliki SIM untuk mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya, tetapi lebih kepada pola pendidikan dan karakter yang diinginkan dan dicitakan oleh kita semua. Oleh sekolah, oleh para orangtua, dan oleh para petugas keamanan sekolah yang kadang tahu tetapi tanpa kepedulian seperti misalnya dengan memberikan laporan kepada kepala sekolahnya.

Karena saya selalu yakin bahwa, karakter anak-anak itu adalah implikasi dari apa yang dilihat dan dilakukan oleh lingkungannya. 

Kacamata Sekolah

Apa yang terjadi dalam beberapa pengalaman saya ketika bertemu dan 'menangkap basah' anak-anak siswa SMP yang mengendarai kendaraan bermotor ketika ke sekolah, adalah rasa kekawatiran kami, yang ada di sekolah sebagai guru, karena itu adalah perilaku yang melanggar hukum. Maka ketika kami memberikan toleransi terhadap perilaku seperti itu, resiko yang akan kami hadapi adalah sebuah sikap pembenaran dan tolerasi akan tumbuhnya sikap melanggar.

Dan jika itu sudah terjadi pembiaran dalam durasi yang lama, perilaku tersebut akan meningkat menjadi budaya yang tidak saja dilakukan oleh anak-anak tertentu, tetapi mungkin menjadi jamak. 

Apa yang menjadi sudut pandang saya ini hanyalah bagian kecil saja tentang sebuah fenomena melanggar. Banyak sekali sisi-sisi yang akan menjadi titik buruk dari pembiaran akan sikap melanggar seperti itu. Itulah yang menjadikan kami berkomitmen untuk mencegahnya. Tentu kepada anak-anak yang  melanggar dan 'tertangkap'. Kunci akan kami minta dan simpan, untuk kemudian memberitahukan orangtua atas sikap keliru tersebut, dan untuk selanjutnya agar pihak rumah mengambil kunci tersebut di guru.

Kacamata Rumah

Meski anak telah mahir megendarai kendaraan bermotor walau tanpa memiliki izin mengendarai dari kepolisian, tidak jarang anak-anak itu pergi dari rumah dengan restu dari rumah. Walau tidak semua yang berkendaraan bermotor secara ilegal di mata hukum tersebut atas sepengatahuan orangtuanya.

Bagi orangtua yang memberikan izin anak-anaknya mengendarai kendaraan bermotor ketika berangkat dan pulang sekolah atau dalam kegiatan apapun meski belum berizin, mereka merasa terbantu. Anak-anak itu dirasakannya mandiri dan tidak mengganggu aktivitasnya.

Para orangtua tidak berpikir bahwa dengan kendaran bermotor itu anak-anaknya akan memiliki mobilitas yang jauh lebih tinggi. Dan ketika mobilitas tinggi, maka akan menjadi lebih rumit mereka memantau keberadaan anak-anaknya. Belum lagi jika terjadi musibah terhadap anak-anaknya, maka berpulang kepadanyalah tanggung jawab atas musibah tersebut. Ini karena anak-anaknya masih berada di bawah umur.

Butuh komitmen dari kita semua untuk benar-benar menanamkan karakter atau [erilaku kepada anak-anak kita ini. Sebuah  warisan yang paling [enting bagi mereka ketika kita, para orangtuanya dikemudian hari, tidak mampu lagi mendampingi nak-anak itu dalam menjalani kehidupannya.

Tentunya karakter positif yang lahir bukan karena pembiaran kita atas terjadinya sikap melanggar sebuah aturan. Semoga.

Jakarta, 7 Maret 2013.

No comments: