Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

13 March 2013

Ketika Meminjam Sarung, Siswa itu Menangis

Siang itu saya kedatangan seorang siswa persis ketia waktu shalatnya sedang akan dimulai. Setelah memberi salam saat masuk ke ruangan kerja saya, anak itu tanpa berani menatap mata saya mengatakan keperluannya. Mungkin hal itu dilakukannya karena ia sudah merasa begitu bersalah. Padahal saya sendiri belum mengetahui apa yang menjadi masalah dan bahkan keperluan dari anak didik saya itu.

"Bagini Pak ceritnya, " katanya memulai memberikan penjelasan, "Saya kemarin sudah pesan kepada supir saya untuk tidak menurunkan sarung dari mobil. Karena saya takut hari ini saya lupa membawanya. Dan ternyata benar Pak. Saya lupa membawa sarung itu. Supir saya mengambil sarung itu dari mobil untuk dicuci. Jadi hari ini saya lupa membawa sarung."

"Saya kesini bermaksud meminjam sarung Bapak." 

Kalimat terakhir itulah yang menjadi kunci dari keperluannya. Saya tentu bangga sekali dengan anak yang begitu bertanggungjawabnya terhadap properti sekolah yang lupa itu. Namun saya tidak dapat memberikan bantuan karena memang saya tidak ada sarung di rungan. 

"Mohon maaf ya, Bapak kebetulan tidak ada sarung disini. Bagaimana kalau Bapak pinjakan saja kain dari NTT?" Kata saya sembari mengambil kain tradisional NTT dan sekaligus memeragakan bagaimana menggunakannya ada saat shalat.

"Tapi itu bukan sarung Pak." Katanya.

Ketika ia selesai dengan kalimatnya itu, saya merasa getaran rasa sedih yang teramat. Benar saja, sambil menghindari pandangan saya, anak itu membalikkan badan dan mengusap air mata yang menetes di sudut matanya. Sedih sekali.

"Ya sudah, saya permisi ya Pak." Katanya mohon pamit kepada saya dan membalik badan untuk menuju arah pintu. Iapun meninggalkan ruangan saya dengan rasa harap yang tidak tertunaikan.

Saya tentu juga merasa bersalah bahwa ada anak didik yang begitu tulus tidak dapat saya berikan kontribusi untuk membuat masalahnya menjadi terselesaikan. Dalam hati saya bertekad untuk membawa sarung dari rumah agar esok di kemudian hari jika diperlukan saya dapat membantu mereka. 

Tuhan Maha Mendengar

Sore hari ketika saya bertemu anak didik yang baik hati itu, sebelum anak itu dijemput [ulang sekolah, saya sempat bertanya kembali bagaimana tadi masalahnya bisa terselesaikan. Dan disampaikan bahwa ia mendapat pertolongan Allah. Ketika ia bertemu dengan temannya yang mengenakan celana panjang. Dari pertemuan itulah, ia memberanikan diri untuk bertanya apakah temannya itu ada sarung di sekolah. Dan alhamdulillah, temannya ternyata menyimpan sarung yang dapat dipinjamkan kepadanya. 

"Tuhan Maha Mendengar kesulitanmu ya Zul?" Kata saya mengakhiri pertemuan dengannya hari itu.

Jakarta, 13 Maret 2013.

No comments: