Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

15 April 2009

Sisi Lain, Kita dalam Facebook

Ya benar. Ini adalah sisi lain yang ada dalam facebook. Maksudnya mungkin adalah beberapa implikasi dari para pengguna jejaring sosial ini yang bisa jadi diluar kesadaran si pelaku. Maksudnya lagi, pengguna facebook itu kadang karena sedang asyiknya, sampai-sampai efek samping yang mungkin akan muncul tidak dia sendiri sadari.

Akibat paling sering dan maklumi adalah betapa orang ketika sedang OL menjadi lupa sekelilingnya. Kehilangan kesadaran terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya inilah yang oleh orang diistilahkan sebagai autis. Saya sendiri kurang setuju dengan istilah ini karena jika istilah ini yang kita gunakan saya merasa bahwa kita sedang merendahkan para penyandang autis. Dan saya mengusulkan dengan istilah lain yaitu egois! Bayangkan, di sekolah saat menonton anaknya yang sedang perform, saya melihat seorang bapak justru asyik pencet-pencet bb-nya. La anaknya yang sedang menyanyi dilihat juga tidak?

Perilaku menyimpang lainnya yang juga muncul adalah, ngomongin orang, yang juga sebagai teman di jejaringnya, dengan orang lain. Dan lebih ajaib lagi bahwa orang yang diajar 'ngrasani' tersebut kok ya nyambung dan manas-manasin! Saya sendiri jadi bingung, apakah orang yang sedang ngomongin orang lain ini 'mudeng' apa tidak kok sampai hati melakukan hal senonoh tersebut? Saya khawatir, jangan-jangan karena lagi keranjingan facebook maka ranah perilaku menjadi terjadi penyimpangan?

Terlebih lagi ada seseorang dengan bangganya menguraikan 'dosa' orang lain dalam facebook-nya. Dan yang justru sangat mengherankan buat saya adalah, irama bahasa yang digunakan seolah menyiratkan kebanggaan atas apa yang telah berhasil di kemukakan. Lalu saya mikir lagi, apakah karena dia selama ini tidak mungkin atau mungkin tidak berani menyampaikan secara langsung maka facebook dia gunakan sebagai sarananya? Saya jadi ingat dengan peribahasa Jawa: Ajining diri ono ing lathi (martabat atau harga diri seseorang tergantung dari lisannya).

Dan dari sedikit pengalaman ini, dunia facebook, telah menampilkan karakter lain dari sisi kita sebagai sahabat dalam dunia nyata dan sehari-hari. Facebook seolah telah menyulap sebagian dari kita yang berimajinasi menjadi seorang selebritis yang lupa diri dan berpikir pendek. Allahu'alam..

Tebet Jakarta Selatan, 15 April 2009.

1 comment:

Anonymous said...

iu tergantung pribadinya pak..kalau mmg pribadinya berghibah ya gak tertahan apakah lewat FB atw apapun. lisan bisa terwakili dengan jari kan...