Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

25 January 2018

Senang Mudik?

Kalau ada yang bertanya kepada saya; Apa nikmatnya mudik Pak Agus?
Tentu jawaban standar saya adalah; Kangen kampung halaman? 
Terus apa yang dikangeni?

Asmosfer kampung. Yang membangkitkan aura kehidupan masa kecil yang membahagiakan walau sebenarnya jauh dari makna bahagia jika kita ukur dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Tetapi masa kecil dengan keluasan lahan berfikir, nampaknya begitu membekas dalam jiwa saya. Melintasi suasana sawah tadah hujan ketika pulang atau berangkat ke sekolah, yang jika musim penghujan sawah akan menjadi kirip penampungan air yang dikala menjelang waktu Magrib akan berterbangan kunang-kunang. Atau jika dimusim kemarau maka air dalam selokan akan selalu mengalir jernih, khas air dari mata air gunung, yang kalau ingin saya akan masuk ke selokan itu untuk kemudian mengorek dinding selokan dengan jari telunjuk untuk menangkap kepiting kecil atau udang. Dan jika mau nakal sedikit maka saya dan teman akan melempar mata pancing di keramba terbuka tetangga? 



Terbayang asyik bukan? Dan meski itu sekarang tinggal menjadi cerita karena hamparan sawah pada akhirnya kami minta  kepada Kepala Desa untuk dijadikan lapangan ketika usia kami menginjak remaja, ketika kami masuk di bangku SMA. 

Tetapi inilah yang membuat saya selalu senang menemukan kembali situasi dan kondisi kampung halman. Tentunya juga bertemua dengan sanak handaitolan. Utamanya ketika waktu hari Jumat. Dimana saya dapat berjumpa degan hampir seluruh aki-laki yang ada di desa kami di dalam Masjid desa. 

Jakarta, 25 Januari 2018.

No comments: