Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

04 May 2014

Pilpres 2014 #3; Saya Curiga, dan Berpikir untuk...

Dalam menghadapi pemilihan presiden tahun 2014, dimana per hari ini, Ahad, 4 Mei 2014, belum ada satu nama pasangan calon yang benar-benar tetap, maka saya pun sebagai satu dari pemilih di Pilpres yang akan berlangsung pada Rabu, 9 Juli 2014 nanti, mulai juga mendengar dan mmbaca bagaimana hiruk pikuk para elit pelaku politik negeri ini. Dan karena giatnya mereka modar mandir dengan kerumunan wartawan yang seperti kekurangan berita itulah, saya memperoleh kabar dan berita mereka, yang memungkinkan saya jadikan sebagai modal untuk menentukan pilihan nantinya.

Ada yang berpihak kepada wong cilik. Dan ini menyenangkan saya yang memang lahir dan besar di kalangan orang kecil, yang sempat mengalami makan bulgur atau growol sebagai pengganti makanan pokok 'nasi putih'. Walau anehnya, para pejuang wong cilik itu memiliki rumah di bilangan Menteng lebih dari satu dalam tempo tidak lebih dari sepuluh tahun? Tapi justru bukankah karena mereka menjadi mampu itulah yang menjadi modal untuk memperjuangkan wong cilik?

Atau mereka yang masih saja ribut karena menang-menangan dalam mendukung seseorang yang masih menjadi calon wacana? Tetapi bukankah dengan cara seperti ini pula saya menjadi paham dan sebagai masukan baik buat menentukan pilihan yang terbaik?

Atau bahkan berbagai kampanye hitam yang dilakukan melalui media sosial yang dilakukan seseorang karena ia merasa berada di pihak seberang? Atau juga teman-teman yang begitu getol dalam membuat up date status di media sosial sebagai pembelaan dan sekaligus membujuk?

Pendek kata, buat saya yang menjadi orang merdeka, semua informasi yang berseliweran itu menjadi bagian penting dalam membuat landasan atau pijakan dalam menentukan pilihan di 9 Juli nanti? Jadi saya justru, sekali lagi, menikmati keriuhan berita itu. Seru sekali buat saya melihat para calon itu berbicara dan tersenyum di hadapan kamera yang menguntitnya.

Namun, sebagai pemilih, saya tentu patut mencurigai kalau ada calon yang belum-belum sudah mendapat kunjungan dari usahawan, duta besar, atau tokoh dunia. Curiga saya didasari oleh logika bahwa, tidak ada yang gratisan di dunia para pejuang rakyat dan atau wong cilik itu. Oleh karenanya, saya bersyukur juga jika itu dialami oleh para calon. Sekali lagi, ini karena sebagai informasi yang pada ujungnya nanti dapat menjadi acuan saya untuk menentukan pilihan.

Jakarta, 4 Mei 2014.

No comments: