Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

07 May 2014

UN 2014 #6; Siswa: "Supaya Kepala Saya Enteng Pak."

Siang itu, sekita pukul 10, tepatnya setelah 30 menit ujian nasional untuk Mapel Bahasa Inggris usia, ada seorang siswa saya yang masuk ruangan dan menyampaikan keinginannya untuk bermain piano. Yang kebetulan untuk siang itu, posisi piano yang kami simpan di ruang bersama lantai III terkunci.

"Apa yang ingin kamu lakukan dengan piano Bram? Ingin bermain?" tanya saya kepada anak bongsor itu, yang kalau saja saya bertemu di pusat perbelanjaan pasti pangling dan tidak akan pernah memiliki prasangka bahwa anak itu masih usia 15 tahun.

"Iya Pak. Saya ingin main piano Pak. Saya belum bisa pulang karena jam 12.30 nanti saya harus ikut dalam bimbingan di kelas. Supaya kepala saya enteng Pak. Saya pusing mikirin soal ujian terus." Jelasnya dengan penuh kesungguhan. Saya dengan senang hati memberikan kunci piano yang memang hanya ada satu-satunya dan hanya saya yang menyimpan. 

Bukan karena anak-anak atau siapa saja dilarang memainkan piano sekolah yang berada di ruang bersama itu sehingga kami harus menguncinya, ini karena supaya piano kami itu tidak menjadi korban dari perilaku vandal. Jadi itu saya lakukan supaya semua aman dan tetap terjaga, sehingga seluruh komponen yang ingin menggunakannya selalu bisa. Tidak hanya guru musik saja. Dan semua siswa saya, begitu juga guru, termasuk guru musik yang kami punya, mengetahui bagaimana prosedur yang harus ditempuh jika mereka akan menggunakan piano untuk mengajar, tetapi untuk sekedar bermain sebagaimana yang anak didik saya tersebut lakukan.

"Bagaimana Pak permainan piano Bram sebelum ikut bimbingan belajar tadi?" tanya saya kepada seorang guru yang kami tahu selalu berada di sebelah anak-anak. Dan kebetulan Pk Guru saya itu adalah bagian penting dalam kegiatan UN SMP kami ini.

"Bagus Pak. Ya... kuaitas remaja Pak. Tadi yang main bergantian. Bram dan kedua temannya. Mereka bermain piano dan bernyanyi bersama sebelum bimbel berlangsung." jelas guru saya itu. 

Saya bertanya kepada guru itu karena memang saya tadi tidak sempat melihat atau mendengar permainan piano Bram dan teman-temannya. Bahkan sampai ketika Bram mengembalikan kunci piano itu, saya tentunya tidak pada tempatnya jika harus bertanya bagaimana permainannya. 

Saya hanya mengajukan pertanyaan kepadanya; "Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah sekarang kamu rasa lebih fresh dari sebelumnya?"

"Betul Pak. Saya merasa enteng kepala saya Pak. Saya sekarang lebih siap untuk belajar lagi pak. Terima kasih ya Pak." begitu jelas anak didik saya yang pada hari itu mengenakan pakaian seragam Pramuka. Membanggakan. 

Jakarta, 7 Mei 2014.

No comments: