Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

05 August 2012

Catatan PLPG 2012 #2, Kualitas Sekolah

Saat saya menulisakan artikel ini, maka gelombang 8 untuk rayon yang ada di Jakarta  sedang melaksanakan PLPG. Apa itu PLPG? Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan,  pada pasal 1 ayat 7, dijelaskan sebagai berikut;  Pendidikan dan latihan profesi guru yang selanjutnya disebut PLPG adalah salah satu pola sertifikasi guru dalam jabatan yang penilaiannya melalui pengamatan, uji kinerja, dan ujian tulis.

PLPG sebagai salah satu pola sertifikasi guru, menjadi peristiwa yang dinanti-nantikan oleh para guru. Termasuk semua teman-teman saya yang ada di sekolah dimana kami bersama-sma mengamdikan diri. Sebuah sekolah swasta di Jakarta. Mengapa dinantikan? Karena ada bagian sangat penting dari ujung sertifikasi itu. Yaitu tunjangan untuk mereka yang telah memperoleh sertifikat sebagai pendidik, atau pendidik yang tersertifikat. 

Namun selain proses sertifikasi ini sebagai bagian dari amanat undang-undang bagi negara,  tunjangan yang akan teman-teman saya peroleh setelah benar-benar tersertifikasi juga menjadi salah satu yang lain yang menjadikan tujuan. Dan dari kacamata guru sebagai profesi, maka sertifikat yang nantinya akan mereka dapatkan, sejatinya juga adalah bentuk akan pengakuan negara kepada semua teman-teman saya yang memilih profesi sebagai guru. Dan itu menyangkut martabat sebagai pendidik profesional.

Dan dalam kaitan sebagai pendidik profesional itulah, saya sebagai bagian dari lembaga sekolah swasta mensyukyuri. Bukankah sekolah yang bagus itu berangkat dari guru-guru yang profesional. Dan sebagai sekolah bagus maka salah satu  implikasinya adalah kepercayaan masyarakat? Dan salah satu dari implikasi kepercayaan masyarakat kepada sekolah adalah jumlah siswa yang merupakan sumber eksistensi, terutama jika kita memanangnya dari kaca mata sebagai sekolah swasta?

Dari sisi inilah saya berpikir untuk bagaimana menemukan cara agar pengetahuan, pemahaman, dan semangat untuk mengaplikasikan profesionalisme yang teman-teman temukan dalam PLPG itu menjadi lestari dan kemudian mewujud menjadi sebuah buadaya kerja?

Inilah langkah kami berikutnya untuk benar-benar menjadikan sekolah sebagai lembaga pembelajaran tidak saja bagi siswanya tetapi juga tempat penumbuhan budaya belajar bagi kami, para guru profesionalnya. Pada titik inilah kami akan menemukan sebuah ujung korelasi bahwa PLPG=guru profesional, dan guru profesional=kulaitas sekolah. Semoga jalan itu segera terbuka. Amin.

Jakarta, 01-05 Agustus 2012.

No comments: