Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

23 August 2012

Mudik #7; Mudik tanpa Hambatan Perlintasan Rel Kereta Api

Kemacetan di Ciregol, Brebes, saat perbaikan setelah longsor. April '12.
Dalam setiap kali perjalanan mudik, khususnya pada saat bersamaan hari Lebaran, hambatan kemacetan karena memang volume kendaraan yang melimpah juga karena perlintasan rel kereta api. Ini  jika rual jalan yang harus kita lewati, dari Jakarta menuju Jawa Tengah atau Yogyakarta, adalah keluar pintu tol Pejagan menuju Banyumas, Buntu, Kebumen. Karena jarak sejauh itu, kita harus melewati perlintasan kereta api yang lumayan antri. Terutama di perlintasan kereta api Prupuk, setelah kita melalui jalan di atas sepanjang sungai yang ada antara Ketanggungan-Prupuk, dengan ciri khasnya penjual jagung rebus. Dan perlintasan kereta api yang ada sebelum menjelang masuk kota Karanganyar, Kebumen, bila kita dari arah Purworejo menuju Purwokerto, pada saat arus baliknya. Tentu sekali lagi, bila kendaraan yang kita pilih untuk transportasi mudik.
Sebagai pemudik, pada puncak arus mudiknya, perlintasan rel kereta api menjadi salah satu ruas jalan yang berkontribusi kepada kemacetan. Ini karena pada perlintasan rel kereta api tersebut terdapat jarak antara tinggi jalan dengan tinggi rel yang harus dilintasi. Hal ini menyebabkan kita sebagai pengendara untuk mengurangi kecepatan seminimal mungkin. Akibatnya, banyak kendaraan di belakang yang harus menyesuaikan kecepatan laju kendaraannya. Maka jika volume kendaraan tinggi, dapat dipastikan bahwa perlintasan rel kereta api itu biang dari kemacetan.

Anehnya, pada setiap tahunnya, hal ini berjalan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Sangat sedikit perhatian pemerintah, apakah daerah tingkat I atau II, atau mungkin pemerintah pusat untuk menjadikan perlintasan rel kereta api sepanjang jalur Pejagan di Brebes hingga perlintasan kereta api di Bagelen, kabupaten Purworejo, yang kebetulan seluruhnya berada di Jawa Tengah. Padahal sepanjang ruas jalan di atas itu, saya mencatat adanya tiga perlintasan rel kereta api yang dibuat fly over, seperti perlintasa rel kereta api yang ada di Bumiayu, yang persisnya sesudah POM bensin Sakalibel jika dari arah Jakarta, di Tambak, Banyumas, dan di desa Jambu, Bagelen, Purworejo. Walau kedua fly over ini sudah ada sejak tahun 85 an, saya rajin melakukan perjalanan mudik.

Atau setidaknya pada setiap perlintasan rel kereta api itu tinggi jalannya dibuat relatif rata, seperti yang ada di perlintasan rel kereta api yang ada di kecamatan Butuh, kabupaten Purworejo. Dan juga perlintasan-perlintasan rel kereta api yang kebetulan sedang di bangun rel ganda sepanjang stasiun Kutoarjo di Purworejo, yang sekarang tahapannya sudah sampai di daerah Prupuk.

Sebagai pengguna ruas jalur selatan Jawa Tengah, saya sangat mengharapkan agar ke depan, para pemangku kepentingan di wilayah tersebut untuk benar-benar memikirkan perlintasan rel kereta api tersebut secara bertahap. Yaitu pembuatan fly over atau under pass. Selain tentunya pelebaran ruas jalan yang ada. Tentu bertahap mulai dari tahun pertama mendapat amanah hingga tahun keduanya, atau mungkin tahun terakhirnya di masa jabatan yang kedua. Dan jika para pemangku yang dipilih langsung oleh warga masyarakatnya menjadikan hal ini sebagai programnya, alam akan mencatatnya sebagai sejarah yang tidak akan terlupakan atau dilupakan. Semoga.

Jakarta, 23 Agustus 2012.

No comments: