Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

21 August 2012

Mudik #4; Mudik = Wisata

Salah satu destinasi ketika kami sudah sampai Purworejo.
Kalau ingin saya kalkulasi biaya dan mencoba untuk memperbandingkannya antara perjalanan saya untuk pergi ke suatu tempat wisata dengan pergi pulang kampung, kapanpun waktu perjalanan tersebut,  maka saya selalu memilih untuk melakukan perjalan pulang kampung atau mudik. Setidaknya ada beberapa keuntungan yang saya dapatkan dengan jenis perjalanan semacam ini bagi saya. Pertama, saya dapat bersilaturahim dengan orangtua saya yang, alhamdulillah masih sehat wal afiat, bertemua saudara, dan teman-teman yang tinggal di kampung. Kedua, saya tetap dapat menikmati wisata. Apakah kulinernya atau wisata alamnya. Karena alasan inilah maka perjalanan mudik, menjadi agenda yang lebih penting untuk saya dibanding agenda wisata.

Mudik = Wisata

Bagaimana perjalanan yang panjang dan melelahkan bisa menjadi wisata bagi saya bersama keluarga? Sekali lagi, ini dalam persfketif saya sebagai pelakunya. Cara pandang ini mungkin akan berbeda dengan para pembela hak anak seperti yang saya dengar baru-baru ini di media.

Pertama; di dalam kendaraan, kami bercengkerama tentang segala hal. Dan kondisi ini membuat kami menemukan kembali komitmen bahwa keluarga adalah bentuk dari sebuah tim.

Kedua; karena tidak selalu fokus kepada tujuan yang harus kami tuju, maka perjalanan menjadi mengalir santai. Ini berbeda sekali ketika kami sampai ke kota tujuan dan bertemu dengan keluarga yang keetulan adalah sama-sama pemudik maka diantara mereka akan bertanya kepada saya; jam berapa berangkat dari Jakarta Gus? Kok lama sekali, macet dimana?

Pertanyaan ini lahir  karena saudara saya salalu menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan Jakarta-Purworejo, dimana kampung saya berada. Mereka selalu berpatokan dengan waktu tempuh standar, waktu tempuh bus malam. Sedang saya, memaknai perjalanan sebagai bagian untuk menikmati karunia Allah. Jadi berbeda.

Ketiga; setiap kilometer perjalanan, selalu menawarkan sensasi keindahan yang selalu berbeda-beda. Dengan prinsip ini pulalah saya selalu memilih jalan yang tidak umum ketika kembali ke Jakarta dari Purworejo. Dan waktu sisa libur, akan saya plot-kan sebagai waktu cadangan untuk eksplorasi. Dan kondisi ini memberikan keyakinan baru kepada kami bahwa, beratus lokasi yang menakjubkan di sepanjang perjalanan Yogyakarta-Jawa Tengah-Jakarta.

Suatu kali saya memilih jalan Purworejo- Prembun- Wadas Lintang- Banjarnegara- Karang Kobar- Kajen-Pekalonga, lanjut Pantura dengan transit di Pekalongan. Suatu kali lagi mengambil jalur Purworejo- Buntu- Sokaraja- Purwokerto- Bumiayu- Prupuk- Ketanggungan dan lanjut Pantura dengan transit Baturaden. Suatu kali yang lain lagi Purworejo- Buntu- Wangon- Banjar- Ciamis- Malangbong- Nagrek  lanjut Jakarta dengan transit di Pangandaran. Atau juga pernah Purworejo- Congot- Mirit- Ambal- Petanahan- Buntu lanjut jalur selatan. Pernah juga Purworejo- Buntu- Wangon- Pejagan- Kuningan- Ciawi- Malangbong- Nagrek lanjut Jakarta dengan transit di Kuningan.

Pendek kata, jarak dan waktu tempuh itu cukup memberikan rasa takjub, bangga, dan syukur saya atas apa yang ada di daerah-daerah yang saya lalui. Dan dari sini jugalah anak-anak saya menjadi ikut menikmati perjalanan. Tentunya juga merasakan sensasi dari cita rasa makanan yang ada di setiap daerah yang kami lalui meski tidak semua jenisnya kami rasakan.

Lalu apa kesimpulannya? Tidak lain adalah; bahwa mudik bagi saya, adalah bentuk upaya saya dalam menikmati ayat-ayat kauniah Allah.

Jakarta, 19-21 Agustus 2012/ 01 Syawal 1433 H.

1 comment:

Festalogy said...

Wah senang sekali membaca catatan perjalanan Anda. Saya sedang melakukan riset tentang mudik sebagai mega event tourism utk disertasi doktoral saya. Saya percaya saya tidak sendiri yang memiliki mimpi tentang mudik di Indonesia agar aman, nyaman, murah dan berkesan. Doakan saya semoga bisa merubah Indonesia menjadi lebih baik lewat pariwisata