Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

04 December 2011

Ketika Siswa Saya Ngambek

Sore itu, sepulang jam sekolah, saya bersama guru piket menemani siswa yang ada di halaman sekolah. Mereka adalah siswa yang belum dijemput pulang sehingga harus menunggu di sekolah. Di antara mereka ada yang duduk bersama kami di pinggir lapangan di bawah koridor pintu masuk sekolah, ada yang di lapangan untuk sekedar jaggling bola, ada pula yang benar-benar bermain futsal. Semua tumplek bleg di lapangan yang penuh beban di jam pulang sekolah itu. Seperti juga sore-sore yang lainnya.

Tapi sore itu ada berbeda. Karena ada satu siswa yang sedang menunjukkan film fourkure kepada saya tiba-tiba diingatkan gurunya untuk kembali ke kelas guna mengikuti pendalaman materi pelajaran. Mengingat dia ada di kelas IX. Pendalaman materi sebagai persiapan untuk ujian nasional untuk bulan April tahun depan.
Namun beberapa menit sesudah anak itu meninggalkan saya menuju ke kelasnya yang ada di lantai 3, telah kembali duduk di samping saya. Napasnya sedikit tersengal dan dadanya terlihat megap-megap menahan napas. Raut mukanya tidak lagi tampak ceria. Saya berpikir bahwa ada sesuatu terjadi dengan siswa saya ini ketika tadi di kelas. Reflek saja saya bertanya kepadanya:
Kok cepat sekali kembali je sini? Tidak jadi ikut pendalaman materi? Dimana teman yang lain? Dapat masalah dí kelas? Tanya saya kepadanya. Tampaknya siswa saya ini sudah menunggu saya untuk menegurnya. Maka, tanpa menunggu pertanyaan saya berikutnya, ia membagi cerita kepada saya. Di jelaskannya kalau dia jengkel sekali dengan salah satu guru yang memaksanya untuk belajar.

Terpaksa Belajar
Keterangannya membuat saya bukan menjadi jelas. Tetapi malah diselimuti kebingungan. Dipaksa belajar? Guru memaksa peserta didiknya untuk belajar? Lalu karena tidak mau belajar kemudian peserta didiknya itu ngambek lalu kabur dari kelas? Lalu siswa tersebut merasa benar dan menang karena berhasil benar-benar kabur dari suruhan atau paksaan guru? Dan ketika guru itupun mengejar ke halaman sekolah didapati si peserta didiknya telah meninggalkan sekolah?
Jadi apa yang akan kamu lakukan dengan keluar dari kelas dan tidak mengikuti pendalaman materi? lanjut saya menyelisik. Aku mau pulang saja. Katanya tegas. Aku mau tunjukin sama guru kalau aku serius. Lanjutnya amat serius. Tidak ada raut muka tidak serius.

O... Jadi sekarang kepikiran untuk ngancam Pak guru ya. Jadi kamu mau buktiin kalau kamu sungguh-sungguh ngak mau belajar ya? Kata saya mencoba dengan nada sedater mungkin. Betul Pak. Tegasnya sekali lagi sambil mengambil tas sekolahnya yang kebetulan ada di samping duduk saya.
Saya tidak tahu lagi bagaimana lanjutan dari siswa itu. Karena guru telah memberitahukan kepada orangtua si anak kalau tidak ikut pendalaman materi dengan kronologi kejadiannya. Saya hanya berdoa agar siswa saya itu diberikan kelapangan hati dan pikiran untuk menjadi lebih baik dan dewasa dalam mempersiapkan diri menuju sukses di masa depannya. Amin.
Jakarta, 3 Desember 2011.

No comments: