Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

04 January 2009

Sadar Posisi

Tahu tentang posisinya tentu berbeda dengan sadar dengan posisinya. Karena Bloom memungklasifikasikan kompetensi tahu dalam aspek mengingat. Sedang sadar masuk dalam aspek aplikasi. Dan karena berbeda itulah kadang kita tahu tetapi tidak atau paling tidak kurang sadar.

Inilah kira-kira yang ingin sekali saya kemukakan dalam tulisan ini yang berkenaan dengan beberapa pengalaman yang dialami teman-teman di sekolah. Yaitu pengalaman yang dialami oleh sahabat saya yang bernama Ibu Nik. Ibu Nik adalah salah seorang yang baru saja terpilih sebagai ketua bidang pendidikan di lembaga pendidikan swasta di Jakarta Selatan. Ia menjabat sebagai salah seorang pejabat di lingkungan pendidikan itu untuk ke sekian kalinya. Dan setelah satu bulan, seluruh pejabat di sekolah dari termasuk juga kepala dan wakil kepala sekolah dikumpulkan oleh ketua yayasan untuk menerima pesan yang antara lain berbunyi; agar semua pejabat di lingkungan sekolah tersebut mulai saat itu juga untuk sadar posisinya masing-masing. Maksudnya, lanjut ketua yayasan, jika sebagai kepala atau wakil kepala sekolah maka ketahuilah bahwa hal yang menjadi wewenangnya adalah lingkup sekolah. Maka kelolalah wewenang tersebut sesuai dengan takaran yang ada. Bahwa anda memiliki otonomi, itu harus. Tetapi anda harus juga sadar bahwa anda berposisi sebagai pengelola atau manajer yang seluruh hasil kinerja anda berinduk serta bermuara kepada rencana induk yayasan yang kita telah berhasil rumuskan bersama. Begitulah kira-kira pesan singkat ketua yayasan.

Dari pesan tentang sadar posisi tersebut, saya mempunyai beberapa anekdot nyata yang juga terjadi di sekolah. Pertama, kadang kita tidak secara jernih menyadari tentang posisi kita sehingga sering terjadi kita bicara tidak sebagai bagian dari manajemen tetapi sebagai pegawai jika sedang menghadapi suatu masalah di depan seluruh pegawai. Demikian pula sebaliknya. Maka pesan akan sadar posisi, adalah pesan arif dan dewasa. Sebuah pesan yang harus menjadi pegangan kita yang memiliki posisi apapun.

Contohnya adalah ketika di sebuah sekolah sedang mendiskusikan hasil kinerja gurunya, dan ternyata terdapat satu guru dengan status belum permanen, maka diskusi juga melibatkan seluruh manajamen sekolah termasuk juga Bidang Pendidikan di lembaga tersebut. Masalah timbul ketika harus ada perlakuan terhadap guru tersebut yang harus dikomunikasikan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. Karena kepala sekolah membuat kalimat yang disampaikan kepada guru itu: Maaf pak guru, kontrak bapak tidak kami perpanjang mulai bulan depan. Hal ini sesuai dengan permintaan Ketua Bidang Pendidikan...

Kedua, adalah terjadinya ’demo’ ketidakpuasan para guru terhadap kebijakan sekolah tentang pembaruan. Yaitu dengan melakukan ’kampanye hitam’ yang melibatkan beberapa guru kepada beberapa orangtua siswa. Dimana beberapa guru tersebut berargumentasi bahwa sekolah yang selama ini berlangsung sudah memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Buktinya, kata mereka, setiap tahun pelajaran baru sekolah kita masih menolak siswa. Tidak semua pendaftar kita terima sebagai siswa kita. Buknkah itu indikator bahwa sekolah kita tetap baik. Jadi untuk apa penambahan Bahasa Inggris. Untuk apa event spesial yang membuang-buang waktu...

Peristiwa tersebut adalah sebuah contoh yang berkenaan dengan kesadaran posisi. Semestinya guru mempertanyakan semua hal tersebut kepada manajemen mereka masing-masing. Dan tidak perlu melibatkan pihak lain yang tidak dapat menjadikan masalah menjadi terselesaikan. Dengan kampanye hitam tersebut kepada pihak luar, maka akan berimplikasi kepada pendapatan sekolah tersebut di tahun berikut. Ini penting sekali karena sekolah swasta hidup dari iuran yang dikontribusikan oleh orangtua siswa. Jika jumlah siswa berkurang, maka berkurang pua pendapatan sekolah tersebut. Inilah jasa pendidikan.

Kesadaran sebagaimana hal tersebut perlu menjadi pegangan kita agar sebagai lembaga swasta kita tetap surfive. Yaitu, salah satunya, dengan terus menerus mengembangkan diri melalui pembaruan. Sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap sekolah modern.

2 comments:

Anonymous said...

Akhirnya yang saya tunggu datang juga.
Pak Agus Lis membuat blog.

Maju terus Pak Agus.

Nur Laila said...

Subhanallah Pak, sudah banayk benar artikelnya dari yang awal pernah saya buka. Kapan bisa ke Auliya, Pak?