Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

27 September 2014

Jam Kosong #1; Mengajar Matematika

Pagi itu, sebagaimana pagi-pagi sebelumnya, saya punya rutinitas untuk ikut serta bersama anak-anak SMP di ruang bersama yang berada di lantai tiga sekolah. Itu adalah kegiatan pagi bagi semua komunitas SMP sebelum nantinya mereka akan masuk ke dalam kelas-kelas untuk pembelajaran formal. 

Rutinitas pagi tersebut sebagai penyemangat bagi kami semua, dalam mempersiapkan kami untuk masa depan yang penuh tantangan. Meski saya pribadi yakin bahwa belum semua dari anggota komunitas kami itu menjalani rutinitas pagi di ruang bersama dengan sepenuh hati dan totalitas. Tetapi upaya kami tidak pernah berhenti. Terus kami lakukan dengan mencoba memberikan pemaknaan yang lebih mendalam. Karena kami yakin juga bahwa tidak semua dari kami yang melakukan itu dengan alakadarnya alias dengan sesungguh hati.

Atas keyakinan itulah maka rutinitas pagi tersebut menjadi porsi pertama kami dalam menjalani kegiatan sekolah. Dengan keyakinan itu juga kami jadikan sebagai tiang pegangan sepanjang ikhtiar bersama kami.

Mengajar Matematika

Sebagaimana biasa yang saya lakukan juga dihari-hari sebelumnya, maka pagi itu saya turun ke lantai satu menuju ruang kantor dengan memilih tangga yang memutar. Dan pagi itu saya menemukan kelas yang belum siap memulai pembelajarannya. Dan dikelas itulah saya mampir untuk bertegur sapa.

Saya benar-benar sedang tidak siap untuk mengajar. Tentunya bukan mengajar sebagaimana guru mata pelajaran karena saya lebih sula memberikan jam pelajaran kosong dengan mengajar sejarah. Tetapi sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya bahwa saya sedang tidak siap untuk memberikan pelajaran. Terlebih ketika anak-anak dikelas yang kebetulan gurunya belum sampai di kelas tersebut adalah pelajaran Matematika.

Tetapi saya bersyukur ketika sedang berdiri di depan kelas teringat dengan satu soal yang sering saya jadikan contoh ketika sedang memberikan pelatihan. Yaitu menghitung luas dari 3 bentuk bangun datar. Yaitu bangun segitiga, bangun persegi, dan bangun datar persegi panjang.

Pertama saya bertanya kepada anak-anak tentang bagaimana menghitung ketiga luas bangun datar tersebut. Tentunya anak-anak ada yang ingat tentang bagaimana menghitung luas dari bangun datar tersebut. Namun ada juga yang masih perlu diingatkan.

Setelah saya yakin bahwa anak-anak telah mahir mengerjakan, maka saya memberikan soal yang mungkin berbeda dengan yang pernah mereka dapatkan dari guru Matematika mereka. 

Soal yang saya berikan adalah; buatlah ketika bangun datar tersebut dengan ukuran bebas, yang pasti adalah bahwa jumlah luas dari ketiga bangun datar tersebut 100 cm persegi!

Beberapa anak yang cakap Matematika langsung faham dan mampu mengerjakan soal saya dengan mumtaz. Untuk beberapa anak yang lain masih memerlukan waktu guna membangun pemahaman mereka. Saya pun segera memberikan ponten kepada hasil kerja anak-anak itu.

Pada saat pulang sekolah, ketika saya bertemu dengan anak-anak di halaman sekolah, seorang anak mendakati saya berkata; "Saya masih belum mengerti soal yang Bapak berikan tadi."katanya.

Saya senang dengan  apa yang dikatakannya itu. Mudah-mudahan dengan pertanyaan itu ia menjadi penasaran. Dan saya pun bertekad untuk masuk kelas yang lain dengan membawa soal-soal yang sering saya berikan saat pelatihan guru. Semoga.

Jakarta, 27 September 2014.

No comments: