Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

28 September 2014

Memperpanjang Lahan Pekerjaan

Ada yang menarik dari pengamatan dan pertemuan saya dengan seorang pria yang sudah terhitung matang dalam melakoni profesinya sebagai tukang bangunan. Sebuah pengalaman hidup yang dapat menjadi panduan bagi saya atau yang lain. Yang layak pula untuk saya buat sebagai catatan disini.

"Saya ini Bapaknya Rohman Pak Agus." Begitu seorang Bapak memperkenalkan diri kepada saya dijalan dekat rumah. Dia menyebut nama anaknya yang menjadi tukang pintar. Ini julukan saya karena yang bersangkutan meski berangkat dari tukang tetapi naik kelas menjadi 'kontraktor' perumahan.

Dia, dengan latar belakangnya itu, terus menerus tiada henti mengerjakan bangunan rumah dari para tetangga saya. Tidak ada henti. Selesai satu rumah lanjut kepada rumah lain. Dan semua berada di dalam satu lingkungan, dengan berbagai model pembangunannya.

Ada tetangga yang benar-benar membuat rumah baru dan mengganti rumah lamanya. Ada tetang lain yang menambah kamar, ada juga yang renovasi dan menambah lantai. Dan sebagainya. Pendek kata, dia mengerjakan pekerjaan rumah dari yabg nilainya cukup 25 juta hingga tidak kurang dari 1 milyar.

Dan selain angka proyek yang dikerjakannya, buat saya yang saya kagumi adalah kepercayaan para tetangga saya untuk memintanya dalam mengerjakan renovasi rumahnya. Dan dari kepercayaan itu jugalah maka dua yang sebenarnya adalah pendatang di kampung kami, seolah menjadi bagian dari kami. Dan tidak ada satupun dari tetangga kami yang tidak mengenalnya.

"Meski saya Bapaknya, bisa saya yang hanya tukang Pak. Bantu-bantu anak. Mumpung saya sehat bisa ikut mencari nafkah untuk keluarga di kampung." Lanjut Bapak tua itu.

"Syukur ya Pak. Kerjaan terus ada. Nyambung terus." Kata saya menimpali.

"Iya Pak. Saya bilang sama dia untuk terus menjaga kepercayaan yang ada. Dan dari sanalah kami dapat terus mencukupi keuangan keluarga." Lanjutnya menerangkan.

"Jangan pernah bohong. Meninggalkan pekerjaan yang belum kelar, rakus mendapatkan keuntungan, atau godaan lain yang membuat orang tidak percaya lagi." Terangnya lagi.

Saya mengangguk setuju. Karena itulah yang saya dengar langsung dari tetangga yang sudah kelar pekerjaan renovasi rumahnya. Dan tetangga itu akan merekomendasikannya kepada tetabgga lain yang baru berniat membuat rumah.

"Saya nasehati selalu agar Rohman, memegang teguh menjadi kepercayaan itu. Karena dengan itu menjadikan usahanya langgeng." Jelasnya lebih lanjut. Saya tidak.bisa berkomentar selain mengangguk setuju.

Jakarta, 28 September 2014.

No comments: