Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

23 September 2014

Akreditasi #3; Pelatihan Aplikatif

"Saya protes dengan apa yang selama ini Bapak berikan kepada kami." Demikian kalimat guru saya ketika melakukan protes atas apa yang pernah kami alami, beberapa tahun yang lalu ketika kami masih berada di dalam satu lembaga. Yaitu ketika saya sebagai kepala sekolah, dan teman-teman itu sebagai gurunya. 

Teman-teman itu melakukan protes karena pada waktu bersama-sama dulu sekolah kami diakreditasi, mereka seperti kurang mendapatkan pengalaman yang seharusnya diterima. Misalnya karena tekanan dari asesor karena berawal dari ketelitian dan 'standar' asesor yang melakukan kunjungan atau visitasi di sekolah kami. Karena ketika teman-teman ada waktu itu mempersiapkan diri dengan semua form administrasi dan dokumen yang dikehendaki sebagaimana yang diminta dalam self assessment, pada saat pelaksanaan semua hal itu seperti tidak tersentuh oleh asesor untuk 'dikuliti'. Maka jadilah mereka, teman-teman guru saya itu seperti kurang menerima tekanan. Inilah yang menjadikan saya secara pribadi senang berada dan bekerja bersama-sama mereka. Pekerjaan ringan justru kurang diapresiasi!

Kalimat protes itu saya dapatkan ketika kami bertemu lagi, setelah masing-masing teman saya tidak lagi berada di lembaga sekolah yang sama, dan tentunya dengan posisi yang berbeda. Saya sendiri terlebih dahulu meninggalkan mereka ketika dipertengahan tahun pelajaran.  Sedang tiga teman dari mereka mendapatkan tawaran sebagai kepala sekolah di sekolah barunya di akhir tahun pelajaran.

"Karena pengalaman yang tidak banyak yang Bapak berikan untuk akreditasi sekolah, maka saya harus jumpalitan untuk mempersiapkan sekolah disaat saya sendiri baru menjabat kepala sekolah." Demikian lanjut mereka.

Apa yang disampaikan mereka itu sesungguhnya tidak seluruhnya benar. Ini karena apa yang sehari-hari dilakukannya secara administratif maupun operasional di kelas, adalah bentuk 'persiapan'nya dalam menjalani uji kualitas. Karena, meski bukan semuanya, yang teman-teman guru lakukan dulu sewaktu berada di kelas sebagai guru, adalah komponen-komponen dari pada akreditasi sekolah.

Maksudnya, dalam kehidupan sehari-hari sebagai guru, teman-teman itu sesungguhnya telah melakukan pelatihan dan pemantapan untuk beberapa komponen yang terdapat dalam 8 (delapan) Standar Pendidikan Nasional. 

"Tetapi bagaimana harus berkomunikasi dengan asesor, Bapak tidak memberikan bekal sama sekali kepada kami?" jelas salah satu teman saya yang pada waktu harus menyiapkan akreditasi sekolahnya yang baru pertama di akreditasi.

Saya tentu menjadi tercenung juga dengan statmen terakhirnya itu. Ini karena berkaitan dengan kompetensi keala sekolah dalam hal berkomunkasi. Kompetensi yang memang tidak mudah dan dapat secara singkat didapat. Ia harus diupayakan dan bahkan harus secara terus menerus diaplikasikan.  Dan dalam forum akreditasi, kompetensi ini memang harus benar-benar dimiliki untuk memastikan bahwa apa yang terdapat dalam kegiatan operasional sekolah bersinergi dengan apa yang sudah dibuat dalam self assessment yang dilaporkan sebelum kegiatan visitasi akreditasi berlangsung...

Jakarta, 23 September 2014.

No comments: