Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

03 October 2020

Menemani Guru, Memintarkan Diri

Pandemi Covid 19, sejak pertengahan Maret 2020 hingga hari ini, Sabtu, 3 Oktober 2020, telah membentuk teman-teman pendidik di lembaga pendidikan formal dimana saya menjadi bagiannya, etos kerja baru, etos kerja virtual. Karena selama pandemi, maka seluruh aktivitas pendidikan harus berlangsung secara virtual. Suatu hal yang sebelumnya tidak terbayangkan oleh saya, teman-teman pendidik, dan kita semua. Pandemi yang datangnya tiba-tiba mengharuskan kita semua belajar cepat untuk tidak saja menjadi bisa, tetapi harus mahir. Mahir melaksanakan PJJ secara menarik dan memenuhi esensi pendidikan. PJJ yang tidak membebani peserta didik dan orangtua di rumah, tetapi proses belajarn yang solutif. Memenuhi semua aspek dalam interaksi pendidikan.

Saya, yang bertugas sebagai penjaga gawang, kalau saya analogikan sekolah sebagai permainan sepak bola, dari sebuah lembaga pendidikan swasta, menemani guru ketika mereka menelurkan ide kegiatan pembelajaran bersama tim mengajarnya, melihat bagaimana mereka merealisasikan dan mengoperasionalkan konsep dan rencana mengajar, turut serta dan berkontribusi bersama mereka, benar-benar menjadi momentum bagi saya untuk memintarkan diri saya sendiri. Alhamdulillah.  Setidaknya inilah yang memang saya dapatkan dari pertemanan saya dengan para pendidik itu.

Namun beberapa hal yang saya dapat nikmati dan rasakan dari perjalanan PJJ di sekolah antara lain adalah sebagai berikut; 

Pertama, bahwa kegiatan dan proses berlangsungnya PJJ yang datangnya tiba-tiba, dan menharuskan kita melakukan semua aktivitasnya secara virtual, justru menjadi dan memberikan peluang bagi teman-teman guru untuk unjuk gigi dan tertantang dalam melakukan kegiatan PJJ tetap semenarik sebagaimana kegiatan pembelajaran normal, pembelajaran luring. Memon PJJ sepertinnya sebagai tantangan bagi guru untuk menaklukkan. Dan ini menjadi hal baik dan positif serta menguntungkan bagi saya untuk tetap menunggui mereka berkiprah dalam dunia virtualnya di kelas.


Kedua, momen PJJ, justru menjadi masa yang tetap memungkinkan pendidik dan peserta didik untuk sama-sama mengeksplorasi diri, sehingga penumbuhan kreativitas, inovasi, dan upaya mencoba sesuatu yang baru dalam interaksi kelas. Karena kalau apa yang dilakukan hari ini sebagaimana yang kita lakukan seperti pekan lalu atau bulan lalu, maka hal ini akan membawa situasi yang membosankan. Sehingga memicu peserta didik untuk enggan bergabung dalam Zoom Meeting yang dilakukan gurunya. Maka adrenalin kreativitas akan memicu guru untuk menggali kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang menarik.

Ketiga, bahwa kegiatan dsan proses pembelajaran jarak jauh tetap mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara luring di zaman normal. Dengan keyakinan seperti ini, maka peserta didik tetap dapat membangun rasa percaya diri.

Keempat, pembelajaran jarak jauh atau daring atau virtuial, juga memberikan ruangbagi teman-teman guru untuk tetap melahirkan ide-ide cemerlang dalam merancang kegiatan pembelajarannya. Baik dalam bentuk proyek, eksplorasi mandiri dan bahkan pengembangan keterampilan menulis laporan kegiatan yang terstruktur. Dan gagasan yang diluar kebiasaan juga masih dan tetap mungkin dijalani meski formatnya virtual. Hal yang tetap mampu melahirkan kegiatan yang ‘membahana’.

Kelima, bahwa kegiatan dan proses pembelajaran jarak jauh atau virtual juga memungkinkan bagi sekolah, atau bahkan saya pribadi, juga semoga peserta didik dan orangtuanya, untuk bangga dan bersyukur atas apa yang telah ditunaikan Bapak dan Ibu Guru.

Jakarta, 3 Oktober 2020.

1 comment:

Unknown said...

Bravo Pak Agus beserta rekan2 guru atas pencapaian hasil yg semakin bagus !!!! 👍👍👍