Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

27 May 2016

"Posisimu Bagus."

"Kata orang yang ada di sekolah itu ke saya sih posisi saya bagus." Kata seorang anak didik saya suatu saat ketika kami sama-sama dalam bus wisata ketika sama-sama menuju kota Malang, Jawa Timur. Kalimat ceritanya itu dalam konteks bahwa sekolah yang akan dia tuju setelah lulus SMP ini mau kemana? Karena beberapa temannya sudah mendapatkan bangsku sekolah berikutnya. Meski tetap ada beberapa anak yang memang menunggu kesempatan untuk dapat masuk di SMA Negeri.

Maka dalam konteks itulah saya bertanya kepadanya akan melanjutkan kemana seusai bangku SMP ini? Maka berceritalah dia untuk dapat masuk bergabung menjadi siswa di SMA tetangga, Yang memang favorit dimana orang lain. Dan dalam tahapan tes awal tahun ini, beberapa temanya dapat masuk dan diterima juga beberapa yang lain diterima melalui jalur prestasi. 

Namun meski ia sendiri tidak diterima melalui dua jalur yang telah dilaluinya itu, ia masih tetap semangat dan optimis untuk dapat menjadi peserta didik di sekolah favorit tetangga tersebut. Dan pada situasi seperti itulah saya bertanya kepadanya tentang SMA pilihannya. Lalu begitulah adanya yang menjadi jawabannya.

Jawaban yang normal dan tidak terlalu mengagetkan. Tetapi menjadi sebuah kalimat yang akhirnya saya dapat memberikan penilaian tentang lembaga yang disebutkan sebagai tujuan favorit anak didik saya tersebut. Dan informasi ini penting buat saya, karena saya adalah bagian dari sebuah sekolah swasta. Dan ini menjadi pembelajaran tentang sebuah reputasi.

Pertama, Bahwa sekolah favorit seperti itu ternyata ada yang tidak semua informasi tersingkap dengan jelas. Siswa yang pada tataran PPDB tidak diterima, ia bisa datang ke sekolah dan bertemu dengan aparat terkait. Ini terjadi karena pengalaman di tahun sebelumnya yang tidak diterima bisa menjadi diterima.

Kedua, Pelajaran buat saya agar kalau memang anak yang menjadi calon siswa dalam setiap tataran proses seleksinya memang normal, sesuai standar yang ada, dan dimungkinkan untuk menjadi siswa dikemudian hari, tetapi terkendala oleh kuota jumlah siswa yang harus diterima, maka langkah yang bijak adalah menjadikan jumlah calon yang menjadi cadangan diperbanyak. Hal ini sebagai antisipasi jika anak-anak yang telah diterima ternyata tidak mengambil kesempatan yang diberikan untuk menjadi siswa dikemudian hari. Dengan demikian maka posisi mereka dapat tersisi dengan calon siswa yang menjadi cadangan.

Ketiga, Pelajaran buat saya sebagai guru yang berada di sekolah swasta adalah menjaga agar para petugas yang berada di dalam penerimaan siswa baru memiliki pegangan baku dalam menentukan siapa yang diterima dan siapa yang terpaksa tidak diterima dengan pertimbangan kuota jumlah siswa di dalam kelas. Namun jika para calon itu masuk dalam cadangan atau tidak diterima sekalipun, maka langkah apa yang harus dijalani?

Hal ini bertujuan agar supaya kami siap dalam mengemban amanah. Dan mengikuti jalan yang memang transparan...

Jakarta, 27 Mei 2016.

No comments: