Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

03 December 2013

Melihat Status Profile

Ternyata, status profile seseorang di ruang publiknya, bisa menjadi bagian dari kita untuk membuat sosiometri. Ini saya dapatkan beberapa waktu lalu ketika teman  menceritakan kepada saya tentang seorang teman yang selalu meng-update status di profile smart phone-nya. Saya juga sering melihat-lihat status seperti itu. Termasuk juga dalam ruang publik, seperti misalnya di facebook atau di twitternya. Namun baru benar-benar ngeh, setelah teman itu memberikan kesimpulannya.

"Tanpa harus memintanya untuk membuat siapa yang disuka dan tidak dalam bekerja di tahun pelajaran depan, sebenarnya kita telah dapat menentukannya, dengan berdasarkan kepada status profile di smartphone-nya!" Demikian kesimpulan teman saya itu.

Sosiometri, yang saya pahami ketika saya belajar tentang hubungan sosial di sekolah pendidikan guru tahun delapan puluhan dulu, berguna untuk memetakan bagaimana hubungan sosial yang terjadi pada siswa didik kita. Ini penting agar kita dapat memetakan siapa saja di kelas kita yang membutuhkan bantuan kita dalam melakukan hubungan sosial. Karena ketika anak-anak  diminta untuk menuiskan siapa teman yang paling dia suka dan tidak, maka dalam kertas, sebagai hasilnya,  kita akan melihat peta hubungan itu. Kita akan menemukan anak-anak yang paling disukai teman-temannya dalam pergaulan dengan diplih oleh banyak temannya. Ada juga yang memilih teman banyak, tetapi tidak satupun temannya yang memilihnya.

Nah, apa hubungan sosiometri dengan status profile teman-teman itu? Hubungannya adalah karena statusnya selalu berisi curahan hatinya terhadap seseorang yang anonimkan. Padahal teman-teman yang menjadi sahabat disekelilingnya memahami bahwa teman itu sedang tidak berhubungan baik dengan seseorang anonim tersebut yang ditulisnya di satus profile-nya.

Kok begitu mudahnya? Memang itulah yang terjadi. Dan benar apa yang disimpulkan teman sebagaimana yang saya kutip di atas. Apakah tidak diberikan nasehat untuk kepadanya untuk sedikit menyimpan apa yang sedang bergolak dalam sanubarinya?

"Sudah kelar! Tapi dia berkeyakinan bahwa ruang publik yang digunakannya adalah atas nama account pribadinya. Jadi hak asasinya kan?" Begitu teman saya menerangkan kepada saya.

Saya memaklumi atas apa yang dianggapnya sebagai hak asasi. Dan saya belajar dari sini. Bahwa sesungguhnya masih ada batas-batas yang membatasi hak asasi yang disebutkannya itu.

Jakarta, 3 Desember 2013.

No comments: