Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

10 September 2010

1 Syawal 1431 H

  • Allahu Akbar...
  • Allahu Akbar...
  • Allahu Akbar...
Demikian takbir tiada henti berkumandang dari speaker masjid dan mushola dimana saya tinggal di Slipi Palmerah Jakarta Barat. Tampaknya, sepanjang malam tanggal 30 Ramadhan hingga saya terbangun sekarang ini, takbir tetap berkumandang sambung-menyambung belum ada jeda.

Jam dinding di kamar menunjukkan pukul 02.00, yang berarti Ramadhan telah berganti Syawal. Saya mencoba mencari seluler anak yang saya pinjam untuk mendengarkan siaran radio tentang mudik. Entah mengapa, malam ini saya benar-benar rindu mendengar laporan pantauan mudik. Saya sering hanyut dalam laporan yang disampaikan oleh pendengar atau kontributor radio itu terutama bila tempat yang dilaporkan saya mengenalnya.

Jalur Pantura sejak Simpang Jomin, Patok Besi, lurus hingga Palimanan, Jalur tengah Subang-Sumedang-Palimanan lanjut Pejagan, atau Jalur Selatan Bandung- Nagrek-Malangbong-Ciamis Banjar-Wangon-Buntu-Sumpiuh-Kebumen lanjut Purworejo, kampung halaman saya. Semua tergambar jelas dalam bayangan batin saya. Meski kadang saya dasar dan menyimak berita, dan sering terlelap tanpa suara.

Dan rupanya seluler anak telah raib. Mungkin anak mengambilnya setelah melihat saya tertidur. Oleh karenanya saya mencoba meraih seluler sendiri dan mencoba membuka akun berita. Banyak laporan masuk yang memberitakan perjelanan mudik. Saya tidak membuka berita yang ada secara lengkap, namun hanya judul-judul beritanya. Demikian pula ketika saya buka laman jejaring sosial.

Saya berhenti sejenak atas apa yang ditulis di dinding seorang teman. Tampaknya semacam harapan dan doanya atas telah berakhirnya Ramadhan 1431 H ini. Tulisnya: Ya Allah Ramadhan telah meninggalkanku. Kesedihan hatiku atas kepergiannya. Bulan yang di dalamnya terdapat keberkahan, ampunan dan dijauhkannya dari api neraka. Ya Allah, terimalah semua amalku sepanjang bulan ini . Sampaikannlah usiaku di Ramadhan 1432 H mendatang. Amim YRA.

Saya tertegun atas apa yang disampaikannya di dindingnya pada dini hari itu. Ya Allah, Ramadhan benar-benar telah berganmti Syawal. Batinku.

  • Allahu Akbar...
  • Allahu Akbar...
  • Allahu Akbar...
Saya mencoba mengikuti takbir yang terdengar di kampungku. Pagi itu jernih berkumandang di langit. Tanpa selingan suara petasan. Alhamdulillah.

Saya berharap semoga keluarga saya, Mamak di Wojo tetap berbahagia atas kedatangan Syawal tahun ini meski tanpa kehadiran anak-anak dan cucu-cucunya. Amin.

Jakarta, 10-12 September (1-3 Syawal 1431 H).

No comments: