Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

26 July 2010

Komitmen pada Tujuan


Saya memaknainya sebagai sikap atau perilaku untuk berbuat dan berlaku selalu konsisten dan persisten dalam memegang teguh sebuah garis perjuangan. Dan jika komitmen itu menyangkut diri saya sendiri untuk menunaikan tugas yang menjadi amanah, maka perilaku konsisten dan persisten itu akan menjadi garis perjuangan saya dalam setiap ikhtiar dalam menunaikan amanah yang diberikan. Dan masalah komitmen inilah yang sedang menjadi masalah dalam idiologi perjuangan saya dalam mengemban amanah. Berat sekali. Dan karenanya, saya bermohon kepada Allah untuk petunjuk pada jalan keluar yang bermartabat.

Saya membayangkan jikalau kita ada dalam sebuah wadah, dimana wadah tersebut adalah bagian dari wadah yang lebih besar, dan karena besarnya wadah tersebut maka disepakatilah adanya standarisasi kode etika, maka seluruh isi dari wadah-wadah kecil yang antara lain ada saya didalamnya harus tunduk dan menjadikan standar etika sebagai panduan berperilaku soleh. Baik soleh dunia maupun soleh akherat.

Namun masih pantaskan saya ikut terlibat dan menjadi bagian dari individu dalam wadah yang kecil itu bilamana anggota wadah kecil itu tidak menjadikan panduan etika yang disepakati menjadi panduan dalam berperilaku dan berjuang dalam menunaikan amanah? Dan disinilah saya sedang berjuang untuk menemukan solusi dari perkara yang saya hadapi.

Anehnya, individu yang tidak patuh etika masih juga memberikan justifikasi atas pejuang lainnya yang sama-sama memberikan pencerahan kepada anggota masyarakat lainnya. Dan justifikasi ini bukan pada sisi positif yang berupa dukungan, tetapi justru kebalikannya, merugikan dan menjurus pada mendiskreditkan. Pada titik inilah, kadar komitmen diuji. Di Uji untuk tetap dalam wadah yang sama atau membelot keluar dari wadah?

Keluar dari wadah adalah solusi yang baik dalam tataran sosial. Namun dalam tataran individu, saya sedang benar-benar bermohon kepada Allah atas solusi yang terbaik. Karena hanya Allah-lah Maha dari semua yang Maha di alam semesta ini. Ia-lah seru sekalian alam. Maha mengatahui dari apa yang kita semua tidak mampu ketahui. Yang memasukkan malam ke dalam siang, dan memasukkan siang ke dalam malam.

Dan hingga titik yang saya sedang tunggu itu ada, maka melihat kedalam diri sendiri untuk merenungi kadar komitmen pada tujuan yang sebelumnya berkobar itu, adalah sebuah koreksi total kepada penemuan Ridho Allah.

Dan untuk tidak terlalu lama lagi, saya harus memiliki garis pemisah antara membela wadah yang telah ditumbuhi cendawan atau pada tujuan awal yang akan membawa keberkahan dan ridho Allah. Dan hanya kepada yang Maha saya kembali bermohon untuk meneguhkan komitmen saya kepada menuju keberkahan-Nya. Semoga. Amin.

Jakarta, 26 Juli 2010.

No comments: