Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

25 July 2010

Batu Akik, Refleksi Keindahan


Apa yang dapat saya tulis dalam artikel tentang batu akik? Saya coba merenungkan. Tidak ada. Kecuali tentang bagaimana saya menjadi senang dengan batu alam ini.

Karena tentang batu ini, meski saya mulai menyukainya sejak bekerja di Bintaro Tangerang, Banten tahun 1997-an, namun pengetahuan tentangnya tidak beranjak menjadi lebih baik meski satu senti meter sekalipun.

Saya merasakan adanya hambatan untuk berkenalan dengan makhluk Allah ini. Dan pada tahun 2010 ini, keinginan untuk berkenalan lebih dalam dan akrab saya sedang coba jalani. Tapi jangan tanyakan kepada saya bagaimana saya cintanya pada batu ini.

Maka dari sisi kecintaan itulah saya mencoba membuat refleksi ini. Juga dari sisi ini pulalah saya berusaha untuk berkenalan dan bersahabat lebih akrab lagi. Tentu melalui apa yang telah dimiliki oleh teman dan sahabat yang ada disekitar saya. Tak lupa juga dari informasi yang tersebar di dunia maya. Semua saya kunyah dan dan telan sebagai bagian dari tahapan saya belajar.

Batu sebagai Pengikat Kenangan

Inilah yang sering menjadi motivasi saya mengapa saya harus membeli batu ketika menemukan pedagang menjajakan batu akik. Maka tidak terlalu salah jika batu yang saya beli ditempat itu adalah pengikat kenangan saya terhadap lokasi yang pernah saya nikmati. Keindahan, keramahan, keakraban lokasi tersebut sangat jelas tergambar dalam bentuk kenangan yang telah mampu saya ikat dalam bongkahan mungil batu. Bahkan sekali waktu, bukan dari penjaja batu itu saya dapat, tetapi juga di trotoar jalan yang saya lalui.

Jangan anggap saya membelinya dalam jumlah dan ukuran yang besar. Karena semua anggapan itu keliru. Karena atas dasar kemampuan, maka saya memperolehnya dalam ukuran yang mungil. Tapi dari yang mungil inilah saya mencoba memaknainya lebih besar.

Mungkin ada lima atau enam buah dari batu yang saya punya, yang boleh dikatakan sebagai mahal. Ini pun bukan karena jenis dan kualitas dari batu tersebut. Tetapi justru dari mana dan bagaimana batu itu saya dapat. Meski untuk memperolehnya, saya telah diberikan subsidi yang luar biasa besar. Subsidi dalam bentuk kesempatan saya mengunjungi festival itu di Hundorf, SA, tahun 1999 yang lalu.

Purnabakti

Batu juga menjadi bagian penting bagi saya untuk menjadi target yang harus saya kuasai. Entah akan seperti apa nantinya pengetahuan saya tentang batui. Namun tekad itu menjadi semakin kokoh manakala melihat dan mengingat bagaimana kawan dan sahabat saya yang menjadi kebingungan ketika masa purnabakti datang.

Oleh karenanya, batu mungkin akan menjadi salah satu bagian yang nantinya menjadi sahabat saya agar saya tidak menyalahkan siapa dan apa saja yang ada di sekitar saya pada masa purnabakti itu. Semoga. Amin.

Jakarta, 25 Juli 2010

No comments: