Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

21 August 2017

Ketahuan Juga...

"E.... Ketahuan juga." Begitu kalimat pertama yang saya dengar yang diucapkan oleh seorang peserta didik saya dalam posisi sedang menunduk dengan topi di kepalanya. Ia memang sedang bersembunyi di sebuah ruang yang ada diantara lemari yang berisi kertas-kertas dan mesin foto kopi. Anak tersebut memang bersembunyi di ruang foto kopi yang ada persis di bawah tangga lantai I sekolah kami.

Mengapa ia bersembunyi dan bagaimana saya menemukan keberadaannya?

Ia bersembunyi karena tidak ingin segera pulang, meski nenny telah menjemput dan menunggunya di hall sekolah. Maka untuk tujuan mencari anak tersebut, saya mencoba mengitari sekolah. Saya menuju tempat dimana biasanya anak laki-laki bermain futsal sebelum mereka pulang ke rumah.

Maka ketika saya menemukan dia berada bersama teman-temannya di plasa SD sedang bermain futsal, saya segera memanggilnya dan memberitahukan kalau jemputannya telah sampai di sekolah. Memintanya untuk segera menuju penjemputnya dan pulang. Benar. Permainan futsa langsung bubar begitu saya datang dan menyampaikan informasi tersebut. Anak tersebut terlihat lari masuk ke dalam koridor lantai I. Saya berprasangka baik, mengira ia lari untuk mengambil tas sekolahnya dan segera menuju hall dimana penjemputnya telah menunggu. Lalu saya kembali ke arah hall dan menunggu anak-anak yang masih belum dijemput.

Namun tunggu punya tunggu, saya masih belum melihat anak itu menemui penjemput yang sejak sampai di sekolah berada di hall. Saya mencoba mengkonfirmasi keberadaan anandanya yang dijemput. Namun setelah pasti bahwa anak tersebut belum menemuinya, maka saya mencobanya untuk kembali ke arah anak-anak yang bermain futsal.

Benar. Anak itu benar bermain futsal lagi. Maka tiada negosiasi, saya meminta bola untuk diserahkan kepada saya dan permainan futsal segara selesai. Anak-anak saya minta semua berada di hall sekolah untuk bersiap dijemput.

Kembali, anak itu ternyata tidak juga muncul untuk menemui penjemputnya. Maka saya berinisiatif mencari keberadaannya. Tentunya sembari berkoordinasi dengan anggota Satpam yang lain melalui HT.

Langkah saya menuju uang foto kopi dengan maksud untuk menyimpan bola futsal agar bisa untuk bermain kembali besok siang. Namun ketika berada di ruangan itu, saya mendapati anak tersebut dalam posisi jongkok dan menunduk dengan bertopi. Posisinya kidmat tiada suara. Saya sempat kaget dengan 'penemuan' itu. Tapi saya mencoba untuk tidak membuatnya kaget selain hanya menyentuhkan bola ke topi yang dikenakannya.  Dan ketika ia mendongak serta melihat bahwa yang berdiri di belakanganya adalah saya, maka ia berkata; e... ketahuan juga!

Jakarta, 21 Agustus 2017. 

No comments: