Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

03 August 2010

Tetapi


Di tahun 1996, saat kali pertama saya harus membuat rapot komentar di setiap Triwulan, saya mendapat masukan dari Kepala Sekolah untuk mengedit penggunaan kata tetapi. Misalnya ketika saya menuliskan kemajuan siswa saya terhadap penguasaan materi pelajaran tertentu, lalu di tengah kalimat itu ada kata tetapi yang disambung persyaratan yang masih harus dipenuhi si anak agar mencapai hasil belajar lebih maksimal lagi.


"Pak Agus tidak perlu menggunakan kata tetapi. Karena kata itu menjadi bermaksud melemahkan apa yang Pak Agus sampaikan di depan. Sampaikan saja bahwa nilai baik sudah berapa yang telah dicapai dan mungkin masih ada yang perlu dicapai lagi tanpa menggunakan kata tetapi." Kata Kepala Sekolah saya. Dan tak lupa Ibu Kepala Sekolah itu memberikan beberapa lembar foto copian contoh-contoh komentar yang baik sebagai panduan ketika kita, guru, sedang merumuskan komentar di rapot.


Lain pengalaman saya ketika menulis rapot, yaitu saat saya memberikan masukan kepada teman kantor ketika diskusi sedang berlangsung. Masukan itu saya sampaikan sesuai dengan apa yang disampaikannya kepada saya untuk memberikan kemungkinan solusi atau alternatif penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapinya. Dan masukan itu tak satupun dapat melegagannya karena selalu saja ia menyetujui analisa saya, untuk kemudian mengatakan tetapi.


Dan pada ujungnya, saya paham bahwa, kata tetapi-nya itu sekadar untuk membela diri. Karena untuk apa ia membuka masalahnya dihadapan saya dan meminta saya untuk turut serta menjadi bagian dengan cara memberikan masukan pemecahan dan ketika usulan saya lempar selalu kata tetapi yang keluar dari setiap argumentasinya? "Saya setuju dengan masukan Bapak. Masukan itu bagus sekali. Tetapi sulit rasanya jika sayalah orang yang harus pertama kali yang memulai?"


Dalam situasi yang berbeda, saya juga menemukan kata tetapi. "Benar Pak apa yang Bapak sampaikan kepada saya sebagai teguran itu. Tetapi Bapak harus tahu kalau saya sebenarnya baru saja keluar kelas Pak?". Kalamat ini sebagai argumentasinya ketika saya sampaikan bahwa kelasnya kosong sehingga tidak ada yang mengawasi siswa di dalam kelas. Padahal semestinya kelas itu masuk dalam mata pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya.


Atau kata sepadan ini: "Memang hal itu saya akui Pak. Tetapi ini adalah kali yang pertama saya melakukannya." Atau hal yang paling keseharian: " Benar saya sudah berusaha dengan sekuat tenaga Pak untuk datang tidak terlambat. Tetapi di tengah jalan tadi ban motor saya kempes." Atau yang lain lagi: "Terima kasih Pak masukannya. Tetapi Bapak juga harus memahami saya."


Mungkinkah kita tidak meggunakan lagi kata tetapi ketika berargumentasi? Menurut saya bisa dan harus. Mengapa? Karena salah satu sisi buruknya dari kata tetapi dalam perilaku hidup kita adalah sikap untuk melakukan pembelaan diri atau defensif. Dan perilaku ini merupakan hambatan pada diri kita untuk tumbuh menjadi lebih baik, lebih besar, lebih tinggi, serta lebih bermakna.


Jakarta, 3 Agustus 2010.

3 comments:

Anonymous said...

Nila Lestiyowati: ‎"tetapi" so simple 'but' (he..he..jg baca tetapi ya pak) susah pak ngilangin 'tetapi' , tapi..(ups..)bs kok dcoba/dlatih.mnrt sy mslhnx bkn pd kata 'tetapi'nx tapi(he..he) könteks kalimat,makna,atw emosi yg trkndg sec.implisit n eksplisit dlm stp konteks kalimat baik yg diucapkn sec.lisan mwpun tertulis.nah lo..tambh bingung kan;)

Anonymous said...

Eri Setiawan: pak Agus, kalo saya diajarin pak Mario, kata 'tetapi' diganti dengan 'sehingga akan lebih baik jika....."

Jadi ada ruang untuk menghargai , baik usulan atau karya org lain, dan juga memberi ruang bagi kita untuk memberi masukan..

Anonymous said...

Rita Novita Suprayitno: Betul pak... TetApi juga membuat asumsi positif jd berkembang ke negatif. Ini yg kami jg sering share sesama guru saat di rapt rutin kami. Smga kt tdk 'keceplosan' tetapi yang membuat maksud baik kita 'tergantikan'