Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

22 February 2018

Sabar Pak Agus...

Pada saat saya menemani siswa yang sedang bersiap-siap bermain futsal di lapangan sekolah, saya sedikit meminta kepada anak-anak untuk sepakat membuat tim futsal. Dengan anggota yang tidak terlalu banyak, saya meminta supaya anak-anak cukup membuat tiga tim, yang akhirnya nanti akan bermain. Tim yang memang anak memperoleh kesempatan untuk bermain dua kali.

Semula saya yang membuat tim dengan berdasarkan pada asal kelas mereka. Tetapi mereka meminta agar diberikan kesempatan membentuk tim masing-masing. Dan usulam itu saya setujui. Hanya yang menjadi patokan untuk pembuatan tim adalah terbentuknya tiga tim. Namun setelah ditunggu beberapa menit, nampaknya anak-anak tidak mudah menemukan kata sepakat. Dengan berbagai dalih dan argumennya masing-masing, akhirnya kesepakatan malah memakan waktu. Saya masih memberikan waktu kepada mereka. Hanya mengingatkan bahwa waktu bermain mereka dibatasi hingga pukul 15.30. Artinya, waktu bermain mereka akan terpotong oleh waktu yang mereka butuhkan untuk menyepakati tiga tim yang menjadi acuannya.

"Baik, Pak Agus harus segera menentukan para anggota untuk tiga tim yang kita inginkan ya. Karena cukup memakan waktu ketika anggota tim diserahkan kepada kalian." Kata saya menengahi silang pendapat yang terjadi pada anak-anak tersebut di pinggir lapangan. Saya berpikir harus melakukan pembentukan tim agar waktu bermain tidak terbuang begitu saja. Dan itu akan menjadi pengaruh berikutnya jika waktu bermain mereka terpotong. Seperti misalnya mereka akan tetap meminta masing-masing tim bertanding selama waktu normal sehingga kepulangan mereka menjadi terlambat. Dan ketika kepulangan mereka molor, maka penjemput yang akan gusar. Mengingat anak-anak tersebut beberapanya masing memiliki agenda kegiatan di luar lapangan setelah permainan ini selesai.

"Tidak Pak Agus. Beri kami waktu sedikit lagi. Bapak harus sabar menghadapi tugas Bapak." Tiba-tiba ada seorang anak yang nampak tidak terlibat atau dilibatkan dalam diskusi penentuan tim itu keluar dari serombongan anak-anak dan mendekati saya sembari mendorong-dorong tangan saya dengan mengemukakan kata-kata tersebut.

Saya akhirnya memberikan kesempatan dan toleransi bagi anak-anak untuk terus melanjutkan diskusi mereka. Tetapi anak yang meminta saya sabar tetap berada di dekat saya dengan terus menyampaikan kata-kata. Mungkin maksudnya adalah agar saya tidak terlalu ambil pusing dengan waktu yang dibutuhkan anak-anak ketika menyepakati kesepakatan mereka. 

"Mengapa Pak Agus harus bersabar dengan waktu yang kalian butuhkan untuk berdiskusi tentang tim?" Kata saya di depan anak tersebut. Ia memang anak yang saya kenal karakternya. Anak bontot dari tiga bersaudara yang ketiganya ada di sekolah kami.

"Karena sabar akan di sayang Allah. Jadi Pak Agus memang harus bersabar. Pak Agus tidak perlu terburu-buru. Nanti mereka pasti bisa menemukan kesepakatan. Jadi Sabar ya Pak Agus..."

Jakarta, 22 Februari 2018

No comments: