Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

20 October 2010

Karakter Kita, Tercermin di Halaman Publik


Wilayah publik, wilayah umum, wilayah sosial, adalah layar yang begitu luas dan jernih bagi penampakan karakter seutuhnya bagi diri kita. Dimana dan kapan saja kita berada. Karakter kita, perilaku kita, budi pekerti kita, melekat erat pada dinding-dinding sosial itu. Baik yang kita coba untuk sembunyikan atau kita beberkan. Bahkan jikapun berhasil kita coba pendam ke dasar samudera, hanya soal waktu saja bagi angin untuk mengungkapkannya.

Di rumah saat berkumpul dengan keluarga, di jalan saat kita beraktivitas, atau di kantor saat dimana kita mengamalbaktikan diri bagi masyarakat dan keluarga. Maka pada ranah itulah siapa kita tercermin. Dan bila menengok 10 karakter yang berlaku di sekolah saya, maka disitulah landasan penilaian kepada kepribadian. Apakah saya adalah manusia yang telah menjadi dan memiliki perilaku; tangung jawab, displin, jujur, percaya diri, mandiri, kerjasama, peduli, hormat, dan sabar.


Sebagai contoh saja, bila saya melakukan sesuatu di sebuah acara atau kegiatan, tidak perduli apakah sesuatu itu formal atau tidak formal, maka sesuatu itu akan menjadi bahan penilaian bagi khalayak dalam forum yang ada tersebut. Apa kriteria yang akan mereka pakai untuk menilai sesuatu yang saya perbuat? Ya kalau forum itu adalah sekolah saya, pasti 10 karakter atau attitude yang hidup di sekolah saya akan menjadi acuannya.

Dan bagi khalayak atau komunitas sekolah, akan mengingat sesuatu yang saya ucapkan, visikan, nyatakan dan lakukan akan masuk dalam folder memori mereka untuk kemudian, jika telah terkumpul beberapa file, dapat menarik kesimpulan berkenaan dengan performa saya secara holistik.

Di sini saya ingin katakan bahwa, kepada anggota khalayaklah kita dapat memperoleh gambaran secara keseluruhan tentang diri kita. Tentang siapa saya. Tentang seberapa besar dan banyak saya telah memberikan perhatian dan komitmen terhadap investasi pemuliaan diri. Dan itu semua berawal dari keikhlasan kita dalam 'menatap' cermin secara jujur dan apa adanya. Bila masih ada satu mili meter pun ketidakjujuran dalam menengok gambar kita dalam cermin, sesungguhnya kita telah menjauhkan diri menuju pribadi yang lebih mulia.

Dari konsep inilah saya bermohon kepada pemilik semua yang ada di bumi dan di langit, penguasa ilmu yang tidak dapat dikuasai oleh siapapun hingga kapanpun, Dia yang memasukkan siang ke dalam malam, dan menggantikan malam dengan siang, yang memudahkan bahtera melayari samudera luas, jadikanlah selalu pribadi yang terbuka dan pribadi yang jujur dalam menatap gambar diri. Peka terhadap lingkungan sekitar. Dan juga mau untuk selalu merubah diri secara terus menerus menuju pribadi yang lebih baik dan lebih bermartabat. Sebagai jalan menuju keridoan-Mu dan menemukan akhir yang baik. Khusnul Katimah. Amin.

Jakarta, 20-22 Oktober 2010.

No comments: