Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

07 October 2009

Mutasi dan Promosi

Mungkin ada yang alergi dengan kata mutasi. Karena kata ini berkait erat dengan penghukuman yang dialami seorang pekerja. Sebaliknya, ada kata yang disenangi oleh pekerja, yaitu promosi. Karena kata ini berkait dengan keberhasilan seseorang sehingga perlu jenjang yang lebih tinggi. Dan dalam konstelasi sosial dan tempat kerja tertentu dua kata itu menjadi kata ajaib.

Namun bagi saya, mutasi adalah harapan. Apalagi promosi. Saat menjadi guru, saya berharap untuk mendapat mutasi. Ini karena saya sudah bosan (Supaya dikira keren bisa dibaca: merasa stagnan) dengan situasi yang itu-itu saja untuk sekian lama. Jadi dengan mutasi tersebut saya berharap memperoleh suasana baru dan tentunya masalah yang berbeda pula. Tapi apa hendak dikata, karena sejak dari awal saya mengajar di lembaga pendidikan swasta, maka kata mutasi ini jarang menjadi bahan perbincangan. Apa lagi dilaksanakan. Harap tahu, bahwa semua lembaga pendidikan swasta yang pernah saya huni sebelumnya, adalah lembaga pendidikan swasta yang belum punya filial.

Mengapa mutasi dan promosi menjadi harapan bagi saya? Karena dua kata ini yang memungkinkan saya menerima sesuatu yang baru. Baru situasinya. Baru tantangannya. Baru problematikanya. Baru model dan cara menjadi gurunya. Dan selain etos kerja yang akan menjadi menu saya berikutnya tentunya juga baru pendapatannya.

Dan karena sebagai pegawai swasta, maka mutasi dan promosi tidak hanya menjadi pilihan atasan atau siapapun yang berada diluar diri kita. Sebagai guru di lembaga pendidikan swasta, mutasi dan promosi adalah hak bagi saya sendiri, kapanpun ketika ada peluang dan kemauan. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yang memungkinkan bagi kita untuk pengembangan diri.

Dan mutasi dan atau promosi sebagai pengembangan diri, baik dalam satu lembaga ataupun harus bermigrasi ke sebuah lembaga yang lain, adalah sebentuk keberanian untuk memperbesar dan memperlebar peluang di masa depan. InsyaAllah.

Jakarta, 7 Oktober 2009

3 comments:

Anonymous said...

Hermunanto: Saya sependapat dengan Pak Agus mengenai Mutasi dan Promosi adalah suatu keberanian untuk memperbesar peluang di masa depan insyaallah, namun apa daya ketika pengajuan 2 kata tersebut di atas pada suatu lembaga tidak mendapatkan persetujuan dari atasan atau bagian terkait? Padahal mungkin kita sudah stagnan atau bosan pada posisi tersebut, dan ingin mengembangkan potensi besar yang ada dalam diri kita. 1 kata tambahan yang membutuhkan keberanian saya tambahkan selain 2 kata di atas, yaitu Resign. Langkah ini perlu kita ambil jika 2 kata di atas tidak lolos, karena keberanian kita untuk mengambil keputusan besar akan membawa pada prestasi besar ke depannya, walau dengan resiko yang besar pula. Dengan catatan, kita memiliki potensi, usaha, kerja keras, dan percaya diri. Salam sukses dan terus melangkah ke depan.
Riau, 12 Oktober 2009

Anonymous said...

Mutasi guru di lingkungan pendidikan pemerintah sangat diharapkan oleh guru-guru yang mau berkembang. Tentunya mutasi yang disertai dengan penilaian kredibilitas yang baik. Akan sangat berbahagia para guru tersebut.
Namun alangkah sedihnya seseorang bila harus dimutasi dengan record (catatan) yang tidak baik karena hasil rekayasa pihak lain.
Bila ini yang terjadi, kemana guru tersebut harus meminta bantuan pemulihan nama baik?

Salam,
Manik I

Anonymous said...

Puti Saravati: Pak Agus,
terima kasih untuk berbagi pandangannya tentang mutasi.

"Jadi dengan mutasi tersebut saya berharap memperoleh suasana baru dan tentunya masalah yang berbeda pula. "

Senang menemukan guru yang selalu ingin mengembangkan diri agar bisa menjadi guru yang lebih baik.

Salam,
Puti