Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

04 March 2024

Acara Makan

           
Alhamdulillah makan bersama teman satu kamar di Al Ghufran, Mekkah pada 15 Juni 2023.
 

Waktu makan, apakah itu di saat sarapan, makan siang, atau makan malam, menjadi ajang para jamaah kompak berkumpul bersama di ruang makan atau di resto. Tentunya selain acara kajian bersama ustadz yang dilakukan beberapa kali baik pada saat kami berada di Madinah atau di Mekah seperti kala itu. 

Mungkin ini terjadi karena kegiatan makan hanya berlangsung di ruang makan dengan jadwal waktunya. Sehingga kami kompak berkumpul di satu tempat.  Dan jangan salah, kondisi dan situasi seperti ini tidak menjadi monopoli jamaah dalam rombongan saya, tetapi acara makan di resto sebelahpun, akan menemui fenomena yang sama. Kompak juga.

Seperti siang itu, saya bertiga, teman satu kamar keluar bersama, tanpa sahabat kami yang satu, Pak Ponimin. Beliau tetap berada di kamar hotel untuk beristirahat dan memulihkan kebugaran fisiknya setelah perjalanan dari Madinah ke Mekah melalui jalur bis yang memakan waktu lebih kurang 6 jam.

Banyak pilihan makanan yang tersaji di resto. Berbagai jenis makanan tersedia dan selalu mencukupi atau bahkan melimpah. Sekalipun itu makanan yang berupa nasi mandi dengan bongkahan daging dombanya. Juga pasta, buah, dan bahkan salad. Makanan-makanan enak yang selalu menjadi daya tarik bagi saya dan jamaah lainnya.

Bahkan ada banyak jamaah yang saat mengambil makanan tidak perhitungan banyaknya. Maka ketika sudah merasa cukup, piringnya masih tersisa makanan-makanan itu. Tidak peduli apakah jamaah itu berasal dari kota besar di tanah air, atau kota kabupaten, atau bahwa yang berasal dari desa-desa yang jauh dari kota. Ada beberapa karakter seperti itu masih menempel pada calon jamaah haji ONH Plus!

Dan pada soal makanan enak yang selalu tersedia melimpah itu, yang mungkin menjadi penyebab dimana jemari saya tiba-tiba mengalami kekakuan saat bangun tidur di pagi hari. Selain berat badan yang nambah 3 kg sejak saya berangkat dari Jakarta. 

Jadi memang keinginan untuk menghitung apa saja yang saya makan, sering khilaf sampai saya merasakan tidak mampu lagi mengunyah dan merasa harus selesai. Padahal saya selalu mengambil porsi kecil pada setiap jenis makanan yang tersaji.

Akan halnya ketika jemari saya menjadi kaku dan susah digerakkan saat bangun tidur di pagi hari. Dokter rombongan memberikan obat untuk diminum menjelang saya tidur. Dan itu ternyata obat untuk asam urat.

Ini tidak lain karena gemarnya saya dengan kacang merah yang selalu tersedia di meja prasmanan. Maka selalu saja saya melumuri roti cane di dalam piring makan dengan kacang merah yang yahud. Maka jemari kaku saat bangun menjadi pengalaman saya yang unik. Kok bisa?

Ya ini karena sulitnya saya megurangi konsumsi kacang itu. Berbeda dengan teman saya yang dari Selawesi Tengah, dimana setiap makan tidak pernah satu kalipun menyendok nasi. Piring makannya selalu berisi buah, buah, dan buah. Beliau hanya makan buah meski badannya tidak kecil juga. Kalaupun bukan buah, pasti salad.  

Ini salah satu paforit saya. Bahkan ketika satu porsi saya sudah selesai, ternyata istri membawakan kembali 1 porsi untuk saya. Saya menolak? Tentu tidak. Saya tetap habiskan di samping teman-teman saya yang bercerita tentang apa saja...

 

No comments: