Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

08 November 2009

Observasi Peran Serta

Sebagai guru baru di sebuah lembaga, di tahun 1996, meski sebelumnya telah mengajar sejak Oktober 1984, saya harus mengubah paradigma tentang mengajar yang telah saya miliki. Saya melihat ini sebagai tantangan sekaligus peluang.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa, melakukan sesuatu yang beda dari apa yang telah menjadi bagian hidup saya tentang membelajarkan siswa di kelas adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Misalnya, kebiasaan saya sebagai guru di lembaga sebelumnya yang telah menjadi rutinitas; membuat soal latihan atau soal ulangan harian, membuat foto kopinya, menjelaskan materi di depan kelas dengan meminta siswa membuka buku cetak yang menjadi rujukan sekolah, memberikan soal latihan tersebut untuk dikerjakan, memeriksa hasil kerja siswa, memberi ponten, dan seterusnya, hingga di akhir catur wulan menulis laporan hasil ulangan.

Perubahan dan pengembangan paradigma dan kebiasaan membelajarkan siswa di kelas yang saya alami tersebut tidak sampai membuat saya sakit hati dan akhirnya menyerah kalah. Karena sejak sejak awal saya memasuki gerbang sekolah yang yang baru tersebut sudah tertanam dalam sanubari saya untuk menjadi guru yang berbeda.

Dan oleh karenanya, saya mendapat ‘siraman rohani’ dalam hal pembelajaran itu antara lain melalui observasi kelas yang dilakukan oleh guru expart dan kepala sekolah. Selain juga dari diskusi dan share pengalaman dengan teman pararel saya.

Dalam observasi kelas, mereka secara bertubi-tubi masuk kelas sejak bulan ketiga saya mengajar. Dan bulan kedua mereka memberikan jadwal kepada saya dan menawarkan kepada saya kapan mereka boleh masuk di kelas. dan saya tentu memilihkan kapan jam pelajaran yang menurut saya enak.

Untuk bulan pertama, saya dibiarkan mengembangkan apa yang telah saya dapat dalam pembekalan sebelum sekolah dimulai. Pada satu bulan ini, setelah saya menjadi bagian sebagai guru kelas V, saya seperti tidak mendapat perhatian dari atasan saya langsung, yaitu kepala sekolah. Tetapi teman pararel dan patner saya mengingatkan agar saya selalu siap secara materi atau aktivitas yang menarik dari kacamata siswa sepanjang pembelajaran.

Bagaimana saya belajar menjadi guru profesional dalam kerangka observasi ini? Saya belajar dari masukan yang diberikan oleh atasan dan teman pararel saya setelah mereka ‘menemani’ saya di kelas. mereka akan mencari dan menemui saya di kala saya tidak sedang mengajar. Mereka banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskan kami akhirnya berdiskusi.

Beberapa hal yang baik akan mereka kemukakan. Mereka juga bertanya: Darimana saya mendapatkan ide pembelajaran seperti itu? Dan yang kurangpun juga ia kemukakan dengan menyampaikan ide mereka: Mungkin kali lain akan lebih baik kalau Bapak menggunakan strategi ini atau strategi itu?

Pendek kata, observasi kelas yang pernah saya alami adalah observasi peran serta. Dimana observer tidak saja memberikan nilai pada saya tetapi juga cara pandang, pengetahuan, pemahaman dan kultur menjadi guru.

Bagaimana dengan Anda?

Jakarta, 8 November 2009.

1 comment:

Anonymous said...

Kartini: As,ww.....belajar dari pengalaman saat saya mendapatkan Diklat Sertifikasi setahun lalu,sayapun menjadi merasa diperuntungkan karena selain memiliki nilai tambah dalam hal pengalaman juga sedikit menjadikan contoh bagi teman-teman yang ternyata masih belum memiliki pengalaman dalam cara belajar seperti yang p. Agus ceritakan.Awalnya kita mmg merasa tidak enak dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang sedang kita praktekan pada saat teman kita mengajar di kelas tapi lama kelamaan teman yang lain juga jadi ikutan mengadakan PTK tsb karena hasilnya juga cukup membantu kita dalam mecari kelemahan dan kelebihan yang kita miliki pada saat kita melaksanakan KBM.Selain itu siswa juga merasa tidak bosan karena kita dituntut untuk mengajar lebih variatif sehingga kita sebagai guru mau tidak mau harus rajin membuka internet untuk mencari materi-materi baru yang lebih up to date.
yah.......intinya kita mmg harus mau merubah cara pandang yang dirasa kurang menunjang profesi pilihan kita yaitu GURU YANG LEBIH MODERN dan bisa bersaing disegala masa sehingga kita tidak dianggap guru JADUL alias Jaman Dulu yang tidak mengikuti modernisasai pendidikan.Horeeeeeeeee.....kita Pasti bisa.......Ok friend......mari sama-sama kita berusaha untuk menjadi guru yang lebih disukai murid dan memiliki nilai lebih di mata murid yang kadang memiliki ilmu yang lebih OK dari yang kita miliki jika kita tidak mau meningkatkan kemampuan dan pengalaman sesuai dg tuntutan zaman.Setuju friend........??????
SEE YOU TOMOROW......thanks for your attention.