Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

02 June 2010

Fokus pada Lingkaran Pengaruh

Proaktif, menjadi kebiasaan pertama bagi orang-orang suksesnya Stephen R Covey. Dan dalam kebiasaan ini Covey menjelaskan, selain proaktif vs reaktif juga lingkaran pengaruh vs lingkaran perhatian.

Dalam diagram tentang lingkaran pengaruh dan lingkaran perhatian yang dibuat dalam bukunya itu, Covey membuat berupa lingkaran dalam yang lebih kecil dan lingkaran luar yang lebih besar. Lingkaran pengarauh berada dalam lingkaran dalam, sedang lingkaran luarnya adalah untuk lingkaran perhatian.

Lingkaran pengaruh menjadi milik setiap individu dengan otonomi dan otoritas penuh untuk melakukan dan menentukan apa yang menjadi pilihannya. Hal yang masuk dalam lingkaran pengaruh ini, dalam contoh saya, antara lain adalah; memilih baju yang dipakainya, memilih tempat dan profesi kerja, menentukan menu makan siang, menentukan untuk membeli buku atau hanya sekedar jalan-jalan ketika ada di toko buku, dan lain sebagainya.
Sebagai pemilik otoritas dan otonomi, maka semua keputusan yang diambilnya tidak membutuhkan pertimbangan dari individu di luar dirinya ataupun bergantung kepada lembaga yang menaunginya. Kita semua berhak menentukan apa yang seharusnya kita tentukan dan pilih.

Sedang lingkaran perhatian, adalah lingkaran yang ada di luar lingkaran pengaruh yang dalam proses pengambilan keputusan atau pilihan serta kejadiannya menjadi bagian yang ada di luar diri pribadi. Sekedar contoh bagi kita yang masuk dalam lingkaran perhatian antara lain adalah; kenaikan harga dasar listrik, kenaikan tarif jalan tol, penyerbuan Israel ke Gaza, dan lain-lain.

Covey, menyimpulkan bahwa pribadi proaktif adalah pribadi yang tidak membuang waktu dengan keluh kesah tentang banyak hal yang boleh jadi menjadi perhatiannya selama ini, yang tidak memungkinkan bagi dirinya secara individu untuk melakukan perubahan atau penyelesaian. Itulah yang menurut saya, pengeluh.
Pribadi proaktif akan fokus pada lingkaran pengaruh.
Saat awal menjadi guru, dua puluhan tahun yang lalu, saya memiliki mimpi untuk hidup dalam kondisi kerja yang kondusif. Tentu ukuran kondusif di situ adalah menurut apa yang ada dalam pikiran saya sendiri. Namun karena kondisi tersebut tidak juga kunjung tiba, maka saya selalu dirasuki rasa marah. Marah karena Yayasan dimana saya mengabdi sebagai guru SD saat itu, yang kurang memberikan perhatiannya kepada kami para guru, kesejahteraan. Rasa marah itu pada akhirnya membuat saya terbentur pada ketidaksimpatian beberapa kolega, dan khususnya pimpinan dimana saya berada. Dan kondisi ini akhirnya membuat saya menarik sikap konfrontir terhadap lingkaran perhatian menuju sikap introspeksi diri.
Dalam tahapan ini, saya mencoba sebanyak mungkin mengembangkan diri dengan sibuk membaca buku, ikut serta dalam berbagai diskusi, mendengarkan ceramah berapi-apinya Bang Imad di Masjid Al A'raf di daerah Pasar Senin, bersahabat dengan sebanyak mungkin teman di tempat kuliah, menulis ringkasan buku untuk Koran Pelita dan semua bentuk kegiatan di luar tempat kerja. Dan etape hidup ini, sungguh membuat saya jauh lebih bahagia dan menikmati. Dan inilah yang mungkin menjadi bagian dari lingkaran pengaruh. Dan semakin lingkaran ini menjadi fokus saya, semakin lingkaran ini membesar.
Dan setelah nyaris dua dekade saya berada dalam pengembangan diri itu, saya kembali ke sekolah dimana dulu saya mengabdi. Bukan sebagai guru atau manajemen sekolah lagi. Sebuah amanah yang sungguh tidak ringan.
Jakarta, 2-5 Juni 2010.

No comments: